Kumpulan Perangkat Pembelajaran Kelas 9 Kurikulum Merdeka

Sebagai guru di era kurikulum merdeka, kita dihadapkan pada tantangan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang tidak hanya memenuhi capaian pembelajaran (CP), tetapi juga mendukung kemandirian belajar siswa. Kelas 9 SMPMTs memegang peranan penting sebagai jembatan menuju jenjang menengah atas, sehingga perangkat pembelajaran yang dirancang harus bersifat holistik, kontekstual, dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.

Perangkat Pembelajaran Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka

Pengertian dan Ruang Lingkup Perangkat Pembelajaran Kelas 9 Kurikulum Merdeka

Perangkat pembelajaran mencakup semua dokumen dan media yang digunakan guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Biasanya, perangkat ini mencakup CP, ATP, modul ajar, Promes, Prota, KKTP, LKPD, instrumen asesmen, hingga media pembelajaran. Dalam konteks kurikulum merdeka, perangkat pembelajaran harus didesain berdasarkan capaian pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran (TP), serta disusun melalui Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) supaya pembelajaran bisa berfokus pada capaian pembelajaran (CP) yang berarti untuk siswa.

Karakteristik Pembelajaran Kelas 9 Fase D dalam Kurikulum Merdeka

Pembelajaran di kelas 9 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka diharapkan bisa mempersiapkan siswa memasuki jenjang SMA/MA dengan penekanan pada:
  1. Penguatan Literasi dan Numerasi: Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca kritis, menganalisis data, dan memecahkan masalah matematika dalam konteks real. Contohnya siswa mampu menganalisis artikel ilmiah atau data statistik lingkungan dalam proyek P5.
  2. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila: Menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui proyek kolaboratif, seperti gotong royong atau kampanye anti-bullying.
  3. Kesiapan Transisi: Membekali siswa dengan keterampilan belajar mandiri, manajemen waktu, dan pengambilan keputusan untuk menghadapi tantangan pendidikan yang lebih kompleks.

Tujuan dan Prinsip Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Tujuan utama dalam penyusunan perangkat pembelajaran adalah:
  • Mengoptimalkan pencapaian kompetensi siswa sesuai dengan CP dan TP.
  • Meningkatkan kemandirian serta aktivitas siswa dalam kegiatan belajar.
  • Memudahkan guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Prinsip penyusunan perangkat pembelajaran antara lain:
  1. Keberpihakan pada siswa.
  2. Keilmuan dan relevansi.
  3. Fleksibilitas dan adaptabilitas.
  4. Keterpaduan antar komponen.

Komponen Perangkat Pembelajaran Kelas 9 Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Modul ajar kurikulum merdeka disusun dengan fokus pada tujuan pembelajaran esensial, dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Contoh struktur: tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan inti (pengenalan konsep, diskusi, proyek kecil), asesmen, dan refleksi.

Modul ajar kurikulum merdeka menggunakan pendekatan diferensiasi dengan memuat berbagai aktivitas untuk mengakomodasi gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Misalnya, siswa dapat memilih bentuk tugas (presentasi, video, atau poster) untuk topik yang sama.

Bahan Ajar

  • Berbasis Konteks Lokal: Materi diajukan dengan mengaitkan isu-isu lingkungan, budaya, atau ekonomi yang relevan dengan kehidupan siswa, seperti studi kasus pengolahan sampah di desa.
  • Sumber Digital Interaktif: Menggunakan platform seperti Rumah Belajar, Google Scholar, atau Khan Academy untuk meningkatkan referensi. Contohnya, video animasi tentang sistem tata surya untuk pelajaran IPA.
  • Buku Teks Mandiri: Buku yang menyediakan petunjuk proyek, refleksi, dan soal terbuka (HOTS) untuk merangsang pemikiran kritis.

Asesmen

  1. Asesmen Formatif: Meliputi observasi partisipasi, jurnal refleksi harian, dan kuis singkat untuk mengukur pemahaman siswa.
  2. Asesmen Sumatif: Menggunakan proyek akhir (misalnya, membuat model teknologi ramah lingkungan) atau presentasi yang dinilai berdasarkan rubrik multidimensi (kreativitas, kolaborasi, keaktifan).
  3. Portofolio: Kumpulan karya siswa (esai, desain, laporan proyek) sebagai bukti perkembangan kompetensi.

Teknologi Pendukung

  • Platform Pembelajaran: Menggunakan Google Classroom atau Microsoft Teams untuk distribusi materi, diskusi, dan pengumpulan tugas.
  • Aplikasi Interaktif: Seperti Quizizz (kuis gamifikasi), Canva (desain visual), atau PhET Simulations (simulasi sains).
  • Media Sosial Edukatif: Memanfaatkan Instagram atau TikTok untuk kampanye literasi atau dokumentasi proyek P5.

Media Pembelajaran Kreatif

Menyediakan berbagai media pembelajaran yang menarik dan inovatif untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.
  1. Alat Peraga Sederhana: bahan daur ulang digunakan untuk membuat model IPA, seperti sistem pernapasan yang dapat dibuat dari botol plastik.
  2. Augmented Reality (AR): Misalnya aplikasi Assemblr Edu, yang memfasilitasi visualisasi 3D berbagai materi abstrak, seperti struktur atom.

Instrumen Evaluasi Guru

  • Refleksi Pembelajaran: Guru mencatat dalam jurnal harian untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran dan respons dari siswa.
  • Kolaborasi dengan Rekan Guru: Mengadakan forum diskusi, seperti KKG atau MGMP, untuk mereview modul ajar kurikulum merdeka dan bahan ajar yang telah disiapkan.

Struktur Kurikulum Kelas 9 Fase D

Struktur pembelajaran untuk kelas 9 SMP/MTs fase D meliputi komponen berikut:

Mata Pelajaran Inti

  1. Meliputi IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, Pendidikan Pancasila, Seni Budaya, PJOK, dan Pendidikan Agama.
  2. Alokasi waktu pelajaran lebih fleksibel, berkisar antara 36-40 JP per minggu, dengan penekanan pada materi-materi esensial.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

  • Minimal dilaksanakan 2-3 proyek per tahun yang terintegrasi antar mata pelajaran.
  • Contoh: Proyek "Kewirausahaan Berkelanjutan" yang menggabungkan aspek ekonomi dari IPS, analisis keuangan dalam Matematika, dan desain produk dari Seni Budaya.

Muatan Lokal

Materi yang berbasiskan kearifan lokal, seperti batik, bahasa daerah, atau teknologi ramah lingkungan.

Pendekatan Pembelajaran di Kelas 9 Fase D

Karakteristik utama dari metode pengajaran di kelas 9 SMP/MTs fase D adalah:

Berbasis Proyek (PjBL)

Siswa aktif merancang, melaksanakan, dan merefleksikan proyek dengan bimbingan guru. Contohnya, studi lapangan tentang pencemaran air, yang mencakup uji kimia (IPA), wawancara dengan warga (Bahasa Indonesia), dan pembuatan infografis (Informatika).

Pembelajaran Diferensiasi

Materi dan tugas disesuaikan dengan tingkat kemampuan, minat, serta gaya belajar siswa. Contohnya, guru menyediakan tiga tingkat soal matematika (dasar, menengah, dan lanjut) untuk satu topik yang sama.

Langkah-Langkah dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Analisis Kebutuhan Siswa dan Konteks Sekolah

Langkah pertama adalah mengidentifikasi karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, dan latar belakang mereka. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan sarana yang tersedia di sekolah serta potensi yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai contoh, kita dapat melakukan survei kepada siswa untuk mengetahui topik proyek P5 yang relevan dan menarik bagi mereka, seperti pengelolaan sampah di daerah pesisir.

Penyusunan Modul Ajar yang Adaptif

Selanjutnya, kita perlu merancang modul ajar kurikulum merdeka yang bersifat modular dan fleksibel. Ini bisa dilakukan dengan menciptakan skenario pembelajaran yang memungkinkan siswa memilih aktivitas, baik secara individu maupun dalam kelompok.

Integrasi Proyek P5

Langkah berikutnya adalah menyusun proyek yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran, sehingga bisa menghubungkan materi akademik dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Contoh yang dapat diterapkan adalah proyek bertema "Energi Terbarukan" yang menggabungkan ilmu pengetahuan alam (IPA) mengenai sumber energi, matematika untuk perhitungan biaya, serta bahasa Indonesia untuk presentasi hasil.

Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual

Dalam pengembangan bahan ajar, kita sebaiknya menciptakan materi yang berbasis pada kearifan lokal. Misalnya, menggunakan sejarah lokal dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau memanfaatkan sumber digital seperti e-book dan video edukasi untuk mendukung pembelajaran.

Kolaborasi Antar Guru

Terakhir, penting untuk menciptakan ruang diskusi antar guru dari berbagai mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan konten dan penilaian proyek, sehingga aktivitas pembelajaran bisa berjalan dengan lebih harmonis dan maksimal.

Kesimpulan

Perangkat pembelajaran kelas 9 kurikulum merdeka menuntut guru untuk berperan sebagai desainer, fasilitator, dan mentor. Dengan mengikuti tahapan serta prinsip yang telah dijelaskan, serta memanfaatkan strategi inovatif dan teknologi terkini, kita dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna, relevan, dan berorientasi pada pengembangan karakter. Diharapkan, artikel ini bisa menjadi panduan praktis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong kemandirian siswa kelas 9 SMP/MTs sesuai dengan semangat kurikulum merdeka.