Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka muncul sebagai solusi baru dalam sektor pendidikan Indonesia, memberikan kebebasan dan kedalaman untuk para guru dan siswa. Dalam mata pelajaran Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D, kurikulum tersebut menciptakan kesempatan besar untuk mengubah pembelajaran dari sekadar menciptakan produk menjadi sebuah perjalanan eksplorasi yang lebih dalam dan berharga. Inti dari perubahan ini terletak pada desain modul ajar kurikulum merdeka yang tidak hanya terdiri dari petunjuk praktis, tetapi juga menggabungkan pendekatan Deep Learning yang meliputi Mindful Learning (pembelajaran penuh kesadaran), Meaningful Learning (pembelajaran bermakna), dan Joyful Learning (pembelajaran menyenangkan).

Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8 SMP/MTs

Pendekatan Deep Learning: Lebih dari Sekadar Membuat Kerajinan

Deep learning adalah metode yang berfokus pada memberikan pengalaman belajar yang mendalam, di mana pengetahuan benar-benar terinternalisasi melalui penemuan, pengalaman, dan keterkaitan dengan situasi nyata. Dalam pelajaran Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D, pendekatan tersebut terwujud melalui tiga unsur utama:

1. Mindful Learning dalam Prakarya Kerajinan Kelas 8

Mindful learning menekankan pada kehadiran dan kesadaran saat ini. Siswa diminta untuk sepenuhnya terlibat dan sadar dalam setiap tahap pembuatan kerajinan.
  • Dalam Rencana Pembelajaran: Modul ajar deep learning Prakarya Kerajinan kelas 8 kurikulum merdeka bisa dirancang dengan menyertakan kegiatan yang merangsang kesadaran indera. Contohnya, sebelum memulai suatu proyek, siswa diminta untuk "mengamati" bahan (misalnya serat alami, limbah kertas, kayu) dengan seluruh indra mereka. Siswa akan memperhatikan tekstur, warna, aroma, dan bahkan suara dari bahan tersebut.
  • Contoh Penerapan: Saat melakukan anyaman, modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya memberikan instruksi "anyamlah", tetapi juga meminta siswa untuk menyadari setiap gerakan tangan, ritme anyaman, dan perubahan bentuk yang terjadi. Hal ini melatih kesabaran, ketelitian, dan menghargai proses tersebut.
  • Manfaat: Mengurangi kesalahan, meningkatkan kualitas karya, dan menumbuhkan rasa hormat terhadap bahan serta proses yang dikerjakan.

2. Meaningful Learning dalam Prakarya Kerajinan Kelas 8

Pembelajaran menjadi lebih bermakna ketika siswa memahami "mengapa" mereka mempelajari sesuatu dan bisa menghubungkannya dengan konteks hidup yang lebih luas.
  • Dalam Rencana Pembelajaran: Modul ajar deep learning Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D sebaiknya dibuat dengan pendekatan belajar berbasis proyek yang relevan. Daripada tema "Membuat Vas Bunga", ambil tema "Mendesain Wadah Ramah Lingkungan dari Limbah Botol Plastik". Ini langsung menghubungkan kerajinan dengan isu nyata tentang kesadaran lingkungan.
  • Contoh Penerapan: Modul ajar deep learning kelas 8 bisa meminta siswa untuk melakukan penelitian kecil tentang kearifan lokal di daerah mereka. Misalnya, menemukan teknik membatik atau menganyam tradisional, kemudian mereka ditantang untuk berinovasi dengan teknik itu menggunakan bahan modern. Dengan cara tersebut, mereka tidak hanya membuat kerajinan, tetapi juga memperkaya dan melestarikan warisan budaya.
  • Manfaat: Siswa bisa melihat secara langsung manfaat dan relevansi dari pengetahuan yang mereka pelajari. Mereka tidak hanya membuat produk, tetapi juga ide dan cerita yang mendasari produk tersebut.

3. Joyful Learning dalam Prakarya Kerajinan Kelas 8

Kegembiraan adalah pendorong utama dalam kegiatan belajar. Kondisi yang menyenangkan, bebas dari rasa takut untuk melakukan kesalahan, serta penuh dengan eksplorasi akan meningkatkan kreativitas dan motivasi internal siswa.
  • Dalam Rencana Pembelajaran: Modul ajar deep learning Prakarya Kerajinan kelas 8 kurikulum merdeka seharusnya menyediakan kesempatan untuk bereksperimen dan mengalami "kegagalan". Sediakan waktu bagi siswa untuk mencoba berbagai bahan dan teknik tanpa tekanan untuk langsung mendapatkan hasil yang sempurna. Rancang kegiatan yang bersifat kolaboratif dan menyerupai permainan, seperti "tantangan desain 30 menit" atau pameran kelas di akhir proyek.
  • Contoh Penerapan: Setelah siswa mempelajari dasar-dasar teknik, beri mereka kebebasan untuk opsi tema produk sesuai minat mereka (seperti: aksesori penggemar, dekorasi ruangan, atau produk untuk hewan peliharaan). Kebebasan dalam memilih adalah sumber utama kesenangan. Modul ajar deep learning kurikulum merdeka juga bisa menyarankan guru untuk memutar musik yang menginspirasi selama sesi praktek.
  • Manfaat: Mengurangi rasa cemas, meningkatkan keterlibatan aktif, dan menciptakan kenangan positif yang berkaitan dengan pengalaman belajar. Siswa akan mengenang betapa serunya kelas Prakarya mereka.

Contoh Rancangan Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8

1. Tujuan Pembelajaran

  • Menganalisis sifat dan karakteristik kemasan kopi bekas sebagai bahan kerajinan.
  • Mendesain dan membuat tas menggunakan teknik jahit aplikasi dan anyam yang sederhana.
  • Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan rasa percaya diri saat mempresentasikan hasil karya.

2. Alur Pembelajaran dalam Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8

  • Fase 1: Eksplorasi Bermakna (Meaningful & Mindful)
    • Aktivitas: Siswa diminta untuk menonton video singkat tentang dampak limbah kemasan terhadap ekosistem. Diskusi di kelas: "Apa yang bisa kita lakukan?"
    • Unsur Mindful: Siswa mendapatkan berbagai jenis kemasan bekas (seperti kopi, susu, dll.). Siswa akan mengamati, meraba, memotong, dan mencoba menjahitnya, lalu mencatat kelebihan dan kelemahan setiap bahan.
    • Unsur Meaningful: Guru memperkenalkan konsep "upcycling" dan cara proyek ini secara langsung membantu mengurangi sampah.
  • Fase 2: Perancangan dengan Kebebasan (Joyful & Meaningful)
    • Aktivitas: Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk merencanakan desain tas mereka. Mereka akan membuat sketsa, memilih bahan utama, serta memutuskan teknik (jahit, anyam, atau kombinasi dari keduanya).
    • Unsur Joyful: Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masukan positif. Siswa diminta untuk berbagi gagasan dan saling memberi inspirasi. Lingkungan kelas diciptakan supaya nyaman dan mendorong kreativitas.
    • Unsur Meaningful: Siswa juga diminta untuk memperkirakan biaya produksi dan menentukan harga penjualan jika produk tersebut akan dipasarkan, mengaitkan dengan prinsip kewirausahaan.
  • Fase 3: Kreasi Penuh Kesadaran (Mindful & Joyful)
    • Aktivitas: Siswa mulai memproduksi tas berdasarkan desain yang telah dibuat.
    • Unsur Mindful: Guru membimbing siswa supaya fokus pada setiap jahitan dan sambungan. "Perhatikan ketahanan jahitanmu", "Apakah pola yang kamu buat sudah simetris?".
    • Unsur Joyful: Memainkan musik instrumental yang membangkitkan semangat. Guru memberikan pujian atas kemajuan, bukan hanya hasil akhir.
  • Fase 4: Refleksi dan Apresiasi (Meaningful & Joyful)
    • Aktivitas: Mengadakan "Galery Walk" di kelas. Setiap tim akan memamerkan produk mereka dan menjelaskan proses, konsep, serta nilai jualnya.
    • Unsur Meaningful: Siswa merefleksikan kegiatan belajar mereka, dari sampah menjadi produk bernilai. Mereka menyaksikan perbedaan yang telah mereka buat.
    • Unsur Joyful: Lingkungan pameran dibuat meriah. Siswa bisa memberikan apresiasi (stiker bintang atau komentar positif) kepada karya teman-temannya.

Download Modul Ajar Deep Learning Prakarya Kerajinan Kelas 8

Berikut modul ajar Prakarya Kerajinan kelas 8 fase D kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:

Semester 1 (Ganjil)



Semester 2 (Genap)



Kesimpulan

Modul ajar deep learning Prakarya Kerajinan kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka bukan sekadar sekumpulan lembar kerja. Ini adalah rencana untuk menciptakan pengalaman belajar yang memberdayakan. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Deep Learning (Mindful, Meaningful, dan Joyful), guru bisa mengubah ruang prakarya menjadi tempat kreatif di mana siswa tidak hanya belajar cara membuat, tetapi juga memahami mengapa mereka membuat, serta menikmati setiap detik dari proses tersebut.

Hasil akhirnya bukan sekadar karya kerajinan yang menarik dan berguna, tetapi juga terbentuknya generasi yang lebih peka terhadap lingkungan, menghormati proses, mempunyai keyakinan pada kreativitasnya, dan menemukan kebahagiaan dalam belajar, kemampuan yang jauh lebih penting untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang.