Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Kurikulum Merdeka

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter dan moral generasi muda. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), terutama di kelas 4 fase B, anak-anak berada dalam tahap pertumbuhan kognitif dan emosional yang signifikan, di mana mereka mulai bisa berpikir lebih rasional dan memahami konsep-konsep yang lebih kompleks. Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 4 fase B kurikulum merdeka tidak hanya merupakan pengumpulan materi, tetapi harus bertransformasi menjadi alat pembelajaran yang hidup, relevan, dan bermakna.

Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 SD

Untuk mencapai target yang mulia ini, pendekatan Deep Learning memberikan paradigma yang kuat. Deep Learning dalam pendidikan tidak hanya soal mengingat informasi, tetapi juga tentang membekali siswa dengan keterampilan untuk mengaitkan pengetahuan dengan realitas, berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, berinovasi, dan berkontribusi pada lingkungan mereka. Pendekatan ini sering diwujudkan melalui tiga pilar utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan).

Memahami Trilogi Deep Learning dalam PAI dan Budi Pekerti Kelas 4

Sebelum menyusun modul ajar deep learning kurikulum merdeka, sangat penting untuk memahami makna dari masing-masing pilar tersebut dan hubungannya dengan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas 4 fase B.

1. Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran)

Mindful Learning menekankan pada pentingnya kesadaran dalam proses pembelajaran, yang sejalan dengan konsep ihsan dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti, di mana pembelajaran berarti merasakan dan menghayati. Contohnya, saat belajar salat, siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga merenungkan maknanya dan merasakan ketenangan serta rasa syukur kepada Allah. Mindful Learning mengrahkan siswa untuk lebih reflektif, mengelola emosi, dan berkonsentrasi, yang akan membentuk karakter yang baik.

2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)

Pembelajaran menjadi bermakna ketika pengetahuan baru terhubung dengan pemahaman yang sudah dimiliki siswa, sehingga mereka bisa melihat relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 4 kurikulum merdeka, materi tentang kejujuran dan nilai-nilai lainnya perlu diaplikasikan melalui tindakan nyata, bukan hanya teori. Dengan cara ini, nilai-nilai agama akan menjadi prinsip hidup yang nyata.

3. Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan)

Keceriaan juga merupakan elemen penting dalam pembelajaran. Lingkungan yang menyenangkan dan bebas stres dapat meningkatkan motivasi siswa. Joyful Learning dalam PAI dan Budi Pekerti kelas 4 fase B bisa diwujudkan melalui permainan, proyek kreatif, lagu, penceritaan, dan eksperimen. Misalnya, belajar tentang wudu bisa menjadi menyenangkan dengan permainan "Tebak Gerakan Wudu," sehingga siswa lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai yang diajarkan.

Contoh Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 

Berikut adalah contoh penerapan trilogi dalam pengembangan modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 4 kurikulum merdeka untuk suatu topik spesifik, contohnya: "Mengambil Teladan dari Kemuliaan Nabi Muhammad SAW Melalui Sikap Jujur dan Amanah" (Tema: Akhlak Mulia).

Pelaksanaan Pembelajaran (Aktivitas dalam Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 4)

Fase 1: Pembuka - Membangkitkan Kesadaran (Mindful Learning)

  • Aktivitas "Deteksi Kejujuran": Guru menampilkan video pendek atau menceritakan situasi di mana seorang anak menemukan uang di kantin. Setelah itu, guru mengajukan pertanyaan reflektif: "Apa yang mungkin dirasakan anak itu?" "Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisinya?" "Bagaimana perasaanmu jika kamu kehilangan uang tersebut?"
  • Tujuannya: Aktivitas ini mendorong siswa untuk hadir sepenuhnya, merenungkan perasaan dan nilai-nilai mereka sendiri sebelum materi diajarkan. Ini adalah praktik mindfulness yang sederhana yang fokus pada tema yang akan dibahas.

Fase 2: Inti - Menyelami Makna dan Konteks (Meaningful & Joyful Learning)

  • Eksplorasi Cerita Inspiratif (Meaningful): Para siswa mendengarkan cerita tentang Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya). Diskusi melampaui hanya fakta-fakta sejarah. Guru membantu siswa untuk mengaitkan hal ini dengan kehidupan saat ini melalui pertanyaan: "Mengapa orang-orang di Mekah mempercayakan barang dagangan mereka kepada Nabi Muhammad?" "Apa saja pengaruh dari sifat kepercayaannya terhadap ekonomi waktu itu?" "Apakah ada profesi di sekitarmu yang sangat membutuhkan sifat jujur, seperti dokter, polisi, atau guru?"
  • Simulasi "Pojok Kejujuran" (Joyful & Meaningful): Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Setiap kelompok menerima beberapa kartu skenario (contoh: melihat teman yang menyontek, mendapatkan uang jajan lebih dari penjual, atau ditinggali kunci oleh guru). Mereka berdiskusi dan melakukan peragaan dalam dua versi: versi tidak jujur dan versi jujur. Setelah simulasi, kelas bersama-sama membahas konsekuensi dari setiap tindakan. Aktivitas bermain peran ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendalam, menjadikan nilai kejujuran sangat jelas dan relevan.
  • Bernyanyi dan Bergerak (Joyful): Di antara aktivitas, guru dan siswa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan kejujuran diiringi gerakan sederhana. Ini menyegarkan pikiran dan memperkuat pesan moral melalui media yang disukai oleh anak-anak.

Fase 3: Penutupan - Tindakan Nyata dan Refleksi (Mindful & Meaningful Learning)

  • Proyek "Kotak Kejujuran Kelas" (Joyful & Meaningful): Sebagai bagian dari kerja sama, siswa menghias sebuah kotak yang akan berfungsi sebagai "Kotak Kejujuran". Kotak tersebut digunakan untuk siswa yang ingin mengakui kesalahan (contoh: tidak mengerjakan PR, tidak jujur saat bermain) tanpa takut dihakimi. Proyek ini tidak hanya melatih kreativitas (joyful) tetapi juga menyediakan cara yang nyata untuk mempraktikkan kejujuran (meaningful).
  • Refleksi Diri (Mindful): Di akhir sesi pembelajaran, guru memfasilitasi sesi refleksi singkat. Siswa diminta untuk menutup mata sejenak dan merenungkan pertanyaan: "Satu tindakan jujur apa yang telah aku lakukan hari ini?" atau "Kapan terakhir kali aku merasa sulit untuk jujur? Apa yang dapat aku lakukan lain kali?". Refleksi ini mengakhiri aktivitas belajar dengan kesadaran yang mendalam terhadap diri sendiri dan komitmen untuk melakukan perbaikan.

Download Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 4

Di bawah ini modul ajar PAI dan Budi Pekerti kelas 4 SD fase B kurikulum merdeka dengan metode deep learning:

Semester 1 (Ganjil)





Semester 2 (Genap)





Kesimpulan

Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 4 SD fase B kurikulum merdeka mempunyai potensi yang besar untuk membangun karakter siswa yang kuat dan religius. Dengan mengintegrasikan pendekatan Deep Learning melalui Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, modul ajar deep learning kurikulum merdeka ini bisa bertransformasi dari sekadar sumber informasi menjadi pendorong untuk perkembangan spiritual dan moral siswa. Sebagai hasilnya, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti tidak hanya menjadi pelajaran yang dihafal, tetapi menjadi bagian yang hidup dari kehidupan sehari-hari generasi muda di Indonesia.