Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 8 Kurikulum Merdeka

Pengembangan modul ajar Seni Tari kelas 8 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka merupakan kesempatan berharga untuk mengintegrasikan pendekatan Deep Learning yang terdiri dari tiga komponen utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan).

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

Pilar 1: Mindful Learning dalam Seni Tari Kelas 8

Mindful learning adalah metode yang menekankan pentingnya kehadiran dan kesadaran dalam setiap langkah proses, serta menghargai situasi yang sedang dialami saat ini. Dalam pelajaran Seni Tari kelas 8 SMP/MTs fase D, ini adalah landasan fundamental.

Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning

1. Pemanasan yang Penuh Makna

Pemanasan tidak hanya sekadar kegiatan fisik. Modul ajar deep learning Seni Tari kelas 8 kurikulum merdeka bisa mengarahkan guru untuk memimpin pemanasan dengan cerita yang fokus pada perhatian. Contohnya, saat melakukan peregangan lengan, siswa diminta untuk merasakan aliran tenaga, sensasi otot yang tertarik, dan mengaitkannya dengan gambaran seperti "mencapai cita-cita" atau "memberikan kebaikan". Ini mengembangkan koneksi antara pikiran dan tubuh.

2. Eksplorasi Gerak dengan Fokus Indera

Modul ajar deep learning kurikulum merdeka bisa menyertakan kegiatan eksplorasi gerak yang mengaktifkan semua indera. Misalnya, siswa diminta untuk meniru gerakan pohon yang ditiup angin. Mereka tidak hanya bergerak, tetapi juga didorong untuk mendengarkan suara angin, merasakan hembusan angin di kulit, dan membayangkan diri mereka sebagai pohon yang kuat namun lentur. Kegiatan tersebut melatih konsentrasi dan kepekaan terhadap lingkungan.

3. Refleksi Diri Setelah Bergerak

Setiap sesi latihan atau eksplorasi ditutup dengan refleksi singkat. Pertanyaan pemantik dalam modul ajar kurikulum merdeka, seperti "Apa yang kamu rasakan setelah bergerak?", "Adakah bagian tubuh yang sebelumnya tidak kamu sadari sekarang terasa?", atau "Gerakan mana yang paling menggambarkan perasaanmu hari ini?" meminta siswa untuk merenung dan menghubungkan pengalaman fisik dengan perasaan emosionalnya.

Pilar 2: Meaningful Learning dalam Seni Tari Kelas 8

Pembelajaran bermakna terjadi ketika siswa bisa mengaitkan bahan baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki. Pembelajaran dianggap bermakna ketika mereka memahami alasan dan tujuan dari apa yang mereka pelajari.

Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning

1. Mengaitkan dengan Konteks Budaya dan Sosial

Modul ajar deep learning Seni Tari kelas 8 SMP/MTs fase D perlu lebih dari sekadar menyajikan teknik gerak tari daerah. Materi harus dibuat supaya siswa bisa memahami arti di balik gerakan tersebut. Misalnya, dalam mempelajari Tari Legong dari Bali, materi bisa menyertakan tugas kecil di mana siswa meneliti peran tari tersebut dalam upacara agama, makna simbolis dari gelungan yang dikenakan, atau filosofi pola lantainya. Dengan cara tersebut, gerakan menjadi lebih dari sekadar tindakan fisik, tetapi menjadi narasi dan doa.

2. Proyek Kolaboratif Bertema Masalah

Modul ajar deep learning kelas 8 bisa menawarkan tugas proyek yang menantang dan relevan. Contoh tema: "Kreasi Tari Bertema Isu Lingkungan". Siswa dibagi dalam kelompok, melakukan riset kecil mengenai masalah sampah atau pencemaran di sekitar mereka, lalu mengekspresikan temuan dan perasaan mereka melalui kreasi tari. Mereka harus merancang konsep, memilih musik, dan menciptakan properti dari bahan daur ulang. Proses tersebut mengubah pembelajaran tari menjadi media untuk menyampaikan pendapat dan kepedulian.

3. Integrasi dengan Mata Pelajaran Lain

Modul ajar kelas 8 SMP/MTs fase D bisa dirancang untuk bekerja sama dengan pelajaran lainnya.
  • IPS: Mengkaji tari pada periode tertentu dan mengaitkannya dengan situasi sosial politik pada waktu tersebut.
  • IPA: Memahami aspek anatomi tubuh, prinsip tuas, dan keseimbangan saat melakukan gerakan tari untuk menghindari cedera.
  • Bahasa Indonesia: Menulis puisi atau cerita yang menggambarkan pengalaman mereka saat menari atau perasaan yang ingin diungkapkan melalui tarian.

Pilar 3: Joyful Learning dalam Seni Tari Kelas 8

Pembelajaran menyenangkan berkaitan dengan menciptakan kondisi belajar yang positif, mendorong rasa ingin tahu, serta menumbuhkan emosi positif seperti kebahagiaan, kebanggaan, dan rasa keterikatan. Dalam Seni Tari kelas 8 SMP/MTs, aspek ini seharusnya sangat terlihat.

Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning

1. Permainan dalam Eksplorasi

Modul ajar deep learning Seni Tari kelas 8 kurikulum merdeka bisa memasukkan kegiatan yang bersifat permainan. Contohnya: "Permainan Meniru dan Improvisasi", di mana seorang siswa menciptakan gerakan sederhana dan yang lainnya menirukan sambil menambah improvisasi mereka sendiri. Atau permainan "Menari dengan Kartu Emosi", di mana siswa menarik kartu bertuliskan emosi (gembira, sedih, marah, terkejut) dan mengekspresikannya melalui gerakan.

2. Penggunaan Teknologi dan Musik Populer

Guru bisa diajak untuk menggunakan lagu-lagu yang disukai siswa (tentunya dengan pemilihan yang sesuai) saat eksplorasi. Menggunakan aplikasi video sederhana untuk merekam dan menganalisis gerakan bisa menambah keseruan. Siswa mampu melihat kembali penampilan mereka dan memberikan apresiasi kepada teman-teman mereka.

3. Pertunjukan yang Santai

Pertunjukan akhir tidak perlu dilakukan dalam bentuk acara formal yang kaku. Modul ajar kurikulum merdeka bisa menawarkan berbagai format pertunjukan seperti flashmob di halaman sekolah, pembuatan video tari kolaboratif di saluran YouTube kelas, atau kelas terbuka di mana orang tua/wali diminta untuk menyaksikan kegiatan belajar. Fokusnya adalah pada berbagi kebahagiaan dan pencapaian, bukan pada kesempurnaan teknis.

Integrasi Tiga Pilar dalam Satu Rangkaian Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 8

Tahap 1 (Meaningful & Joyful)

Pembelajaran diawali dengan menonton video pertunjukan Tari Randai (Minangkabau, Sumatera Barat) yang mengesankan. Guru merangsang rasa ingin tahu melalui pertanyaan seperti: "Mengapa para penari bergerak melingkar?", "Apa peran musik dalam Randai?", "Apa cerita yang disampaikan?". Siswa dibagi menjadi kelompok untuk mencari jawaban secara digital.

Tahap 2 (Mindful & Meaningful)

Siswa berlatih gerakan dasar langkah dalam Randai. Guru membimbing dengan kesadaran penuh: "Rasakan tekanannya di kaki, kita kuat seperti rumah gadang". Siswa diminta memahami makna dari gerak langkah tiga dan filosofi kebersamaan dalam formasi melingkar.

Tahap 3 (Joyful & Meaningful)

Kelompok diberikan tugas untuk mengarang fragmen cerita rakyat Minangkabau (seperti Malin Kundang atau Cindua Mato) dalam bentuk gerakan sederhana gaya Randai, dengan percakapan yang mereka buat sendiri. Kegiatan tersebut penuh tawa, eksperimen, dan kerja sama.

Tahap 4 (Mindful & Joyful)

Pertunjukan dilakukan. Sebelum tampil, seluruh kelas melakukan meditasi singkat untuk mengumpulkan energi dan mengatasi rasa gugup. Siswa tampil di depan kelompok lain dengan penuh kebanggaan, merasakan kegembiraan telah menyelesaikan suatu proyek seni yang berarti.

Download Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 8

Berikut modul ajar Seni Tari kelas 8 fase D kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:

Semester 1 (Ganjil)


Semester 2 (Genap)


Kesimpulan

Mengembangkan modul ajar Seni Tari kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka dengan pendekatan Deep Learning bukan hanya sekadar memenuhi persyaratan administratif pengajaran. Ini merupakan usaha untuk mengembalikan seni tari sebagai bahasa universal bagi manusia untuk berekspresi, berkomunikasi, dan memahami diri sendiri serta dunia di sekitarnya.

Dengan menggabungkan Mindful Learning, Meaningful Learning, Joyful Learning, kita memastikan bahwa cinta untuk berkarya tetap menjadi nyala api yang menyala dalam diri setiap siswa. Pada akhirnya, modul ajar kurikulum merdeka yang dibuat dengan pendekatan tersebut tidak hanya akan melahirkan penari yang hebat, tetapi juga membentuk individu yang peka, kreatif, percaya diri, dan menghargai warisan budayanya, yang merupakan tujuan pendidikan yang sebenarnya.