Perangkat Ajar PJOK Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial siswa. Di zaman yang semakin bergerak cepat, kemampuan untuk tetap sehat, berkolaborasi dalam tim, serta mengadopsi gaya hidup aktif sangat penting bagi generasi muda. Kurikulum merdeka hadir sebagai inovasi terbaru dengan pendekatan fleksibel yang memprioritaskan kebutuhan individual siswa. Dalam hal ini, PJOK kelas 5 SD/MI fase C (usia 10-11 tahun) menjadi waktu yang tepat untuk mengajarkan kebiasaan sehat, keterampilan motorik, dan nilai-nilai karakter melalui metode pembelajaran yang relevan dan menarik.

Perangkat Ajar PJOK Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka

Tujuan Pembelajaran PJOK Kelas 5 Fase C

Dalam fase C, tujuan pembelajaran PJOK kelas 5 SD/MI meliputi:

1. Pengembangan Keterampilan Motorik

  • Motorik kasar: Dasar-dasar permainan bola (mengoper, menangkap), senam lantai dasar, serta lari estafet.
  • Motorik halus: Koordinasi antara mata dan tangan melalui permainan yang menargetkan (seperti memanah mini, melempar bola ke dalam keranjang).

2. Pemahaman Kesehatan Holistik

  • Pendidikan mengenai gizi seimbang, pentingnya istirahat, serta dampak negatif dari penggunaan gadget berlebihan.
  • Pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama (contohnya: cara menangani luka ringan atau kram otot).

3. Pembentukan Pola Hidup Aktif

Mengajak siswa untuk beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari melalui program tantangan harian atau latihan yang menyenangkan.

Komponen Perangkat Ajar PJOK Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka

Perangkat ajar kurikulum merdeka merupakan dokumen yang digunakan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang mencakup berbagai komponen penting seperti CP, ATP, modul ajar, LKPD, Prota, Promes, KKTP, dan media pembelajaran. Perangkat ajar PJOK kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka mencakup keterampilan gerak dasar, permainan, aktivitas olahraga, kebugaran fisik, dan aspek kesehatan.

Capaian Pembelajaran (CP)

Kompetensi menyeluruh (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang perlu dikuasai siswa pada akhir fase (kelas 4–5 PJOK). Ini menjadi acuan utama dalam merancang kegiatan pembelajaran. Misalnya, siswa bisa melakukan gerakan dasar lokomotor (lari, lompat) dan non-lokomotor (menekuk, memutar) dalam permainan, serta menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri.

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Serangkaian tujuan pembelajaran yang diatur secara sistematis dan terstruktur untuk mencapai CP. Ini berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam menyusun konten, aktivitas, dan asesmen. Sebagai contoh, siswa akan mampu melakukan dribble bola basket dengan baik dan memahami cara menghindari cedera saat berolahraga.

Modul Ajar (Rencana Pembelajaran)

Modul ajar kurikulum merdeka dibuat untuk membantu guru dalam merancang pembelajaran yang berfokus pada siswa. Unsur utama dari modul ajar ini meliputi:
  1. Tema Kontekstual: Misalnya tema "Menjaga Kesehatan Lewat Olahraga dan Gizi" atau "Bersatu dalam Permainan Tradisional". Tema harus terhubung dengan kehidupan sehari-hari siswa, seperti menjaga kebersihan lingkungan sekolah atau menerapkan pola makan sehat.
  2. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Proyek: Sebagai contoh, proyek "Kampanye Sehat Sekolah": siswa membuat poster tentang pentingnya sarapan atau memproduksi video pendek tentang gerakan senam sederhana.

Program Tahunan (Prota)

Rencana penyampaian materi selama satu tahun, disesuaikan dengan kalender akademik. Prota bertujuan untuk mengatur waktu alokasi untuk setiap materi agar CP dapat tercapai. Di semester pertama, fokus pada permainan bola besar (sepak bola, basket). Di semester kedua, menekankan kesehatan tubuh dan aktivitas kebugaran jasmani.

Program Semester (Promes)

Penjelasan Prota ke dalam rencana yang lebih terperinci per semester, mencakup tema, metode, dan evaluasi. Promes bertujuan untuk memastikan pembelajaran terstruktur dan terukur selama periode 6 bulan. Contohnya, Minggu 1–4 berfokus pada latihan teknik passing dan shooting bola basket. Minggu 5–8 membahas tentang gizi seimbang untuk atlet.

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Indikator yang jelas yang digunakan untuk mengukur hasil pencapaian tujuan pembelajaran. KKTP berfungsi sebagai alat evaluasi untuk menilai kemajuan siswa. Misalnya, dalam ketercapaian dribble bola basket:
  1. Baik: Dribble dilakukan dengan kontrol penuh dan mata melihat ke depan.
  2. Cukup: Dribble terkontrol, namun masih mengarahkan perhatian pada bola.

Media Pembelajaran

Media pembelajaran digunakan untuk menjelaskan konsep yang abstrak dan meningkatkan partisipasi siswa. Beberapa contoh media yang efektif adalah:

a. Media Visual:

  • Poster infografis mengenai piramida gizi atau langkah-langkah pertolongan pertama.
  • Video instruksional tentang senam atau permainan bola yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

b. Media Interaktif:

  1. Aplikasi kuis kesehatan (contoh: Quizizz) untuk menilai pemahaman siswa mengenai gizi.
  2. Simulasi virtual memakai Google Earth untuk menjelajahi jalur lari di sekitar sekolah.

c. Alat Peraga Sederhana:

  • Botol bekas yang diisi pasir untuk menandai batas lapangan atau sebagai alat latihan keseimbangan.
  • Kartu bergambar gerakan olahraga untuk permainan dengan metode flashcard.

Tantangan dan Solusi

Tantangan Umum dalam Pembelajaran PJOK Kelas 5 Fase C

Banyak sekolah, khususnya di daerah terpencil, mengalami masalah kekurangan sarana dan prasarana, seperti tidak adanya lapangan olahraga, peralatan olahraga standar, atau ruang tertutup untuk kegiatan saat hujan. Contoh spesifiknya adalah ketidakadaan ring basket, matras senam, atau lapangan yang sesuai untuk permainan bola.

Di samping itu, setiap siswa memiliki berbagai kemampuan fisik, serta tingkat kebugaran dan minat yang bervariasi terhadap olahraga. Misalnya, beberapa siswa bisa cepat memahami teknik lompat jauh, sementara yang lain mengalami kesulitan akibat kurangnya rasa percaya diri. Selain itu, sebagian siswa juga kurang menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan.

Kebiasaan tidak aktif yang disebabkan oleh pengaruh gadget dan pola asuh keluarga membuat siswa cenderung memilih bermain game daripada terlibat dalam aktivitas fisik. Akhirnya, waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran PJOK kelas 5 di sekolah sering kali tidak cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran secara menyeluruh.

Solusi Kreatif dan Praktis

Mengatasi keterbatasan sarana bisa dilakukan melalui berbagai solusi. Yang pertama, memodifikasi peralatan dengan menggunakan botol plastik berisi pasir sebagai cone lapangan dan ban bekas untuk latihan lompatan atau rintangan. Yang kedua, memanfaatkan lingkungan sekitar, seperti lorong sekolah untuk permainan estafet dan area kebun untuk pembelajaran tentang gerakan alam. Kerjasama dengan komunitas juga penting, seperti meminjam peralatan olahraga dari kelompok pemuda atau menggunakan lapangan desa untuk aktivitas tertentu.

Untuk mengatasi perbedaan kemampuan siswa, pembelajaran yang diferensiasi dapat diterapkan dengan memberikan pilihan aktivitas seperti lari, senam, atau permainan tradisional dan mengatur intensitas latihan berdasarkan kemampuan masing-masing siswa. Pendekatan mentor sebaya juga bisa diterapkan, dengan siswa yang lebih terampil membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan.

Dalam meningkatkan kesadaran tentang hidup sehat, proyek kreatif bisa dilakukan, seperti siswa membuat video TikTok mengenai manfaat mengonsumsi air putih atau poster digital tentang "Berhenti Junk Food." Selain itu, keterlibatan keluarga melalui tugas kolaboratif seperti "Hari Olahraga Keluarga" di mana siswa dan orang tua berolahraga bersama juga sangat bermanfaat.

Download Perangkat Ajar PJOK Kelas 5

Berikut perangkat ajar PJOK kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka yang bisa anda download:








Kesimpulan

Perangkat ajar PJOK kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep kurikulum, ciri-ciri siswa, dan prinsip-prinsip pembelajaran aktif. Dengan menyertakan semua komponen perangkat ajar kelas 5 seperti CP, ATP, modul ajar, LKPD, Prota, Promes, KKTP, dan media pembelajaran, guru bisa menyusun pengalaman belajar yang menyeluruh, yang dapat mengasah keterampilan fisik, kognitif, dan karakter siswa.