Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 8 Kurikulum Merdeka
Pada pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 8 SMP/MTs fase D, tantangan yang dihadapi bukan hanya menciptakan siswa yang mahir berbahasa, tetapi juga membangun individu yang berpikir kritis, kreatif, dan mempunyai karakter. Di sinilah konsep Deep Learning berperan penting. Ini lebih dari sekadar teknik, tetapi merupakan filosofi belajar yang menekankan pada pemahaman mendalam (Mindful Learning), hubungan dengan kehidupan sehari-hari (Meaningful Learning), dan kegembiraan (Joyful Learning) dalam aktivitas belajar.
Deep Learning: Sebuah Pendekatan yang Mendalam
Deep Learning sering dipahami salah sebagai cara belajar yang "sulit" atau "berat". Namun, sebenarnya ini adalah pembelajaran yang "mendalam" dan "bermakna". Tiga pilar utamanya adalah:
- Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran): Mengutamakan keterlibatan penuh perhatian, kesadaran metakognitif (berpikir tentang proses berpikir), dan refleksi. Siswa tidak hanya melaksanakan tugas, tetapi juga mengerti alasan di balik tindakan mereka dan proses yang mereka jalani.
- Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna): Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, serta pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Hal ini membuat pembelajaran jadi lebih relevan dan bermakna.
- Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan): Menciptakan suasana belajar yang positif, nyaman, dan memicu rasa ingin tahu. Kesenangan di sini bukan sekadar permainan menyenangkan, tetapi kebahagiaan yang berasal dari kepuasan rasa penasaran, tantangan yang berhasil dihadapi, serta kerja sama yang harmonis.
Ketiga pilar tersebut saling berhubungan. Pembelajaran yang bermakna (meaningful) akan mendorong kesadaran (mindful) dan akhirnya menciptakan keceriaan (joyful).
Menerapkan Deep Learning dalam Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8
Di bawah ini adalah strategi untuk mengintegrasikan ketiga pilar ke dalam bagian utama dari modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 8 kurikulum merdeka.
1. Penentuan Tujuan Pembelajaran dan Pemilihan Materi
- Mindful: Tujuan pembelajaran seharusnya tidak hanya mencakup "siswa bisa menyebutkan", tetapi juga "siswa bisa menganalisis dan merefleksikan". Misalnya: "Dengan menganalisis cerpen, siswa dapat merenungkan nilai-nilai persahabatan dan bagaimana hal itu terkait dengan kehidupan mereka."
- Meaningful: Pilihlah materi yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Daripada karya sastra klasik yang tidak relevan, pilih cerpen modern, artikel digital tentang isu media sosial, atau video pendek yang membahas permasalahan lingkungan. Materi harus dapat memicu pertanyaan "Apa kaitannya dengan diriku?".
- Joyful: Berikan pilihan materi (misalnya, daftar cerpen atau topik proyek) supaya siswa merasa mempunyai dan mengendalikan aktivitas pembelajaran mereka.
2. Perancangan Aktivitas Pembelajaran (Kegiatan Utama)
Ini adalah inti dari modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 8 SMP/MTs fase D. Rancanglah kegiatan yang memadukan ketiga pilar tersebut. Contoh penerapan dalam materi teks persuasi kelas 8:
Fase Meaningful (Pemantik):
- Guru memulai dengan menunjukkan iklan komersial, poster layanan masyarakat, atau kampanye media sosial yang menarik.
- Ajukan pertanyaan: "Jika kalian ingin mengajak teman-teman untuk berhenti dari perundungan, kalimat apa yang akan kalian tulis di Instagram story? Faktor apa saja yang membuat ajakan tersebut efektif tanpa terkesan menggurui?"
- Kegiatan tersebut langsung mengaitkan materi dengan realitas kehidupan mereka (meaningful).
Fase Mindful (Eksplorasi Konsep):
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk menganalisis contoh teks persuasi yang telah disiapkan. Mereka tidak hanya mencari struktur dan kaidah kebahasaan, tetapi juga diminta untuk merefleksikan: "Strategi apa yang digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca? Apakah strategi tersebut etis? Kapan strategi tersebut bisa dianggap manipulatif?"
- Guru memfasilitasi diskusi untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang kekuatan bahasa dan tanggung jawab dalam komunikasi (mindful).
Fase Joyful (Kreasi dan Kolaborasi):
- Para siswa diberikan kesempatan untuk merancang kampanye persuasif mengenai topik yang mereka anggap penting (misalnya, kesehatan mental, lingkungan di sekolah, atau informasi yang salah). Siswa bisa memilih jenis media untuk kampanye mereka: video TikTok, poster digital, thread, Twitter, atau podcast.
- Kegiatan tersebut mengandalkan minat serta kemampuan mereka, bersifat kerja sama, dan menawarkan tantangan kreatif yang mengasyikkan.
3. Penilaian (Asesmen)
Asesmen dalam pendekatan Deep Learning harus bersifat autentik dan menjadi bagian dari aktivitas pembelajaran.
- Mindful: Gunakan penilaian diri dan penilaian sejawat. Ajak siswa untuk menulis jurnal refleksi: "Apa kesulitan terbesar saat membuat proyek kampanye ini? Apa yang saya pelajari mengenai diri saya?"
- Meaningful: Nilai hasil akhir (poster, video, artikel) berdasarkan panduan yang jelas. Kriteria penilaian sebaiknya mencerminkan penerapan keterampilan di situasi nyata, bukan sekadar hafalan.
- Joyful: Jadikan pameran karya sebagai salah satu bentuk penilaian. Ajak kelas lain atau orang tua untuk melihat hasil karya siswa. Hargai setiap usaha dan proses yang telah dilalui, bukan hanya hasil akhirnya.
Contoh Desain Modul Ajar Deep Leraning Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
- Tujuan Pembelajaran: Siswa diharapkan mampu menganalisis struktur dan bahasa teks eksplanasi mengenai fenomena alam atau sosial serta menulis teks eksplanasi sederhana tentang fenomena yang dekat dengan kehidupan mereka secara logis dan teratur.
- Aktivitas Pembelajaran:
- Meaningful (Pemantik): Tampilkan video singkat mengenai "Proses Terjadinya Pelangi" atau "Mengapa Langit Berwarna Biru?". Dorong siswa untuk menebak dan menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri.
- Mindful (Eksplorasi): Dalam kelompok, siswa menerima teks eksplanasi yang berbeda (mengenai gempa bumi, banjir, gerhana, atau fenomena viral di media sosial). Mereka melakukan pencarian informasi terkait struktur teks (pernyataan umum, rangkaian penjelasan, interpretasi) serta ciri-ciri kebahasaan (kata kerja material, konjungsi kausal). Diskusi dipandu dengan lembar kerja.
- Joyful (Kreasi): Siswa memilih satu fenomena untuk dijadikan teks eksplanasi. Siswa diperbolehkan mencari referensi dari sumber tepercaya di internet. Hasil tulisan akan dikumpulkan dan "dipublikasikan" sebagai majalah dinding digital kelas atau blog sederhana.
- Refleksi (Mindful): Di penghujung pembelajaran, siswa diminta untuk merefleksikan kesulitan dan kemudahan dalam menulis teks eksplanasi. Mereka juga diminta berpikir kritis tentang pentingnya memahami proses suatu fenomena untuk menghindari misinformasi.
Tantangan dan Solusi Bagi Guru
Mengimplementasikan modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 8 kurikulum merdeka memang memerlukan usaha ekstra. Tantangan yang dihadapi termasuk: waktu yang terbatas, beban administratif, dan kebiasaan yang lebih fokus pada keterampilan permukaan.
Solusinya:
- Kolaborasi: Bekerja sama dengan guru lain untuk berbagi gagasan dan sumber daya.
- Teknologi: Manfaatkan alat digital (Canva, Quizizz, Google Sites) untuk merancang kegiatan yang bermakna dan menyenangkan secara lebih efisien.
- Langkah Kecil: Mulailah dengan mengubah satu unit pembelajaran dalam satu semester. Lakukan eksperimen, evaluasi, dan kembangkan secara bertahap.
- Fokus pada Proses: Berikan diri sendiri dan siswa kesempatan untuk gagal dan belajar dari kesalahan. Deep learning lebih tentang perjalanan daripada hasil instan.
Download Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 8
Di bawah ini modul ajar Bahasa Indonesia kelas 8 fase D kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:
Semester 1 (Ganjil)
Semester 2 (Genap)
Kesimpulan
Modul ajar deep learning Bahasa Indonesia kelas 8 SMP/MTs fase D dalam kurikulum merdeka lebih dari sekadar sekumpulan rencana pembelajaran; ia berfungsi sebagai panduan dalam petualangan belajar. Dengan mengikuti pendekatan Deep Learning, Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, para guru bisa mengubah ruang kelas bahasa dari tempat menghafal aturan menjadi area di mana siswa bisa mengenali kekuatan bahasa (mindful), menghubungkannya dengan pengalaman hidup mereka (meaningful), dan merasakan kebahagiaan saat mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka (joyful). Pada akhirnya, tujuan pendidikan seharusnya bukan hanya untuk menghasilkan siswa yang mahir menjawab pertanyaan, melainkan untuk mencetak generasi yang berpikir kritis, mampu berkomunikasi, penuh empati, serta mencintai aktivitas belajar yang berkelanjutan. Inilah inti dari Merdeka Belajar.