Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka

Usia 7-8 tahun di tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) merupakan periode penting dalam pembentukan karakter dan keyakinan. Di tahap ini, siswa-siswi mulai mengerti konsep baik, kejujuran, dan nilai-nilai spiritual lainnya. Jika dasar akidah dan akhlak dibangun sejak awal, insya Allah anak akan berkembang menjadi pribadi yang berkarakter.

Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 2 MI Fase A Kurikulum Merdeka

Struktur dan Komponen Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 2

Dalam membuat modul ajar Akidah Akhlak kelas 2 MI fase A kurikulum merdeka, ada beberapa elemen penting yang harus disertakan supaya guru dan siswa bisa mengetahui tujuan dan kegiatan pembelajaran. Mari kita ulas satu per satu!

Capaian Pembelajaran (CP) Fase A

Apa yang ingin kita capai pada akhir fase A? Tentu saja, beberapa hal berikut:
  • Siswa dapat memahami dasar-dasar keimanan: Mengenali Allah sebagai Sang Pencipta, malaikat, dan para rasul.
  • Siswa bisa meniru akhlak yang baik: Misalnya saling menghargai teman, berkata jujur, dan membantu sesama yang membutuhkan.
  • Siswa mampu melaksanakan doa sehari-hari: Contohnya doa sebelum makan dan minum, doa sebelum tidur, serta ungkapan syukur.
  • Siswa mempunyai kesadaran dasar untuk beribadah: Shalat sederhana, membaca doa, atau dzikir singkat yang sesuai dengan usia.
CP fase A berfungsi sebagai “panduan” supaya modul ajar kurikulum merdeka yang kita buat tetap fokus pada sasaran utama: membentuk individu yang beriman dan berakhlak baik sejak dini.

Metode Pembelajaran

Dalam modul ajar kelas 2 ini terdapat berbagai metode pengajaran yang bisa diimplementasikan:
  1. Ceramah singkat dan diskusi interaktif
  2. Diskusi dalam kelompok kecil
  3. Permainan peran (role play)
  4. Mendongeng (storytelling) dan menonton video singkat

Penilaian dan Evaluasi

Bagian ini menjelaskan bagaimana guru menilai tiga aspek: afektif, kognitif, dan psikomotor. Contohnya:
  • Penilaian afektif: Pengamatan sikap siswa, misalnya disiplin saat berdoa atau kejujuran dalam menjawab pertanyaan.
  • Penilaian kognitif: Tes tertulis sederhana, seperti meminta siswa menyebutkan nama-nama malaikat atau menulis doa pendek.
  • Penilaian psikomotor: Mengamati kemampuan siswa berdoa dengan gerakan yang benar atau melakukan permainan peran mengenai sikap saling membantu.

Strategi dan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas 2

Pendekatan Tematik Terintegrasi

Pernahkah anda merenungkan, “Mengapa anak-anak cenderung merasa bosan jika pembelajaran hanya teori tanpa konteks? ” Nah, di sinilah pentingnya pendekatan tematik terintegrasi. Ini berarti materi akidah akhlak dapat “digabungkan” dengan tema lain, seperti tema keluarga, kebersihan, atau lingkungan.

Contoh: Saat tema minggu ini adalah “Kebersihan Lingkungan”, kita bisa menghubungkan nilai akhlak “khusnudzan” (berprasangka baik) dengan cara menjaga lingkungan agar tidak membuang sampah sembarangan. Anak-anak diajak untuk memahami bahwa menjaga kebersihan merupakan wujud syukur kepada Allah atas anugerah bumi. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih hidup dan anak-anak merasakan relevansinya.

Metode Ceramah dan Diskusi

Walaupun terlihat klasik, ceramah singkat yang diikuti diskusi bukanlah sesuatu yang membosankan. Caranya? Guru bisa memulai dengan pertanyaan retoris, seperti “Anak-anak, siapa yang tahu mengapa kita berdoa sebelum makan? ” Setelah mereka mengangkat tangan dan menjawab, barulah guru memberikan penjelasan singkat tentang pentingnya bersyukur.

Setelah itu, ajak siswa untuk berdiskusi dalam kelompok: “Apa saja contoh akhlak baik yang kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari? ” Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri dan bagi guru untuk mendapatkan gambaran tentang pemahaman mereka terhadap materi.

Metode Bermain dan Praktik Langsung

Siswa-siswi pada usia 7-8 tahun lebih cenderung belajar dengan bergerak, sehingga metode bermain dan praktik langsung bisa mencakup:
  1. Permainan Kartu Akhlak: Guru menyiapkan kartu bergambar situasi, misalnya dua anak yang berebut mainan. Siswa harus menunjukkan sikap akhlak yang seharusnya diambil.
  2. Bermain Peran Cerita Nabi: Siswa berperan sebagai Nabi Ibrahim, sementara teman-teman mereka berperan sebagai pendukung cerita tersebut. Dalam kegiatan tersebut, mereka belajar menyampaikan kisah, mengucapkan doa, dan menanamkan nilai-nilai akhlak dengan rasa ringan dan menyenangkan.
  3. Kompetisi Doa: Sebuah perlombaan untuk melihat siapa yang dapat melafalkan doa dengan baik dan gerakan yang sesuai dengan adab. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat dalam menghafal doa-doa dasar.

Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 2 Fase A

A. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan awal bertujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang hangat dan mempersiapkan mental siswa. Beberapa contohnya adalah:
  1. Salam dan Doa Pagi: Guru memulai pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama.
  2. Ice Breaking Singkat: Misalnya, guru bertanya, “Siapa yang merasa bersemangat untuk belajar hari ini? Angkat tangan, yuk! ” Siswa diajak tertawa sejenak dengan menirukan gerakan lucu yang dicontohkan guru.
  3. Tanya Kabar Spiritual: Guru bertanya, “Anak-anak, siapa yang sudah membaca doa sebelum tidur tadi malam? ” Siswa yang berhasil membaca doa bisa mendapatkan pujian dari guru. Dengan cara tersebut, siswa merasa diperhatikan dan suasana kelas semakin hidup.

B. Kegiatan Inti

Diskusi Kelompok

  • Pembagian Kelompok: Kelas dibagi menjadi 4-5 kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 3-4 siswa.
  • Tugas Kelompok: Setiap kelompok diberikan kartu yang berisi situasi akhlak. Contoh situasi: “Ada teman yang terjatuh di lapangan, apa yang seharusnya kamu lakukan? ”
  • Diskusi: Setiap kelompok mendiskusikan tindakan akhlak yang tepat, kemudian satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi itu di depan kelas. Melalui kegiatan ini, siswa belajar berkomunikasi, bekerja sama, dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai akhlak.

Simulasi dan Bermain Peran

Pada tahap ini, siswa diminta untuk berperan. Misalnya, guru menyiapkan naskah singkat tentang kisah Nabi Musa dan Firaun atau cerita sederhana tentang menolong teman.
  1. Pembagian Peran: Siswa ditunjuk untuk memerankan karakter dalam cerita.
  2. Latihan: Sebelum tampil, guru memberikan penjelasan sederhana mengenai gerakan dan dialog yang tepat.
  3. Penampilan: Setiap kelompok tampil bergiliran, sementara teman-teman lainnya menjadi penonton.
  4. Refleksi: Setelah bermain peran, guru meminta siswa untuk berdiskusi, “Bagaimana rasanya menjadi karakter tersebut? Apa pesan akhlak yang bisa diambil? ” Melalui simulasi ini, anak-anak tidak hanya belajar secara pasif, tetapi terlibat secara emosional, sehingga nilai-nilai akhlak lebih mudah diingat.

C. Kegiatan Akhir (Refleksi dan Penguatan)

Di akhir sesi, guru mendorong siswa untuk melakukan refleksi, “Hari ini kita telah mempelajari tentang kejujuran, kesabaran, dan menolong teman. Apa yang paling kalian ingat? ”

Selanjutnya, guru mengulangi pokok-pokok penting dan menyampaikan pesan moral dengan jelas: “Ingatlah, kejujuran itu seperti cahaya yang menerangi hati kita. Hindari untuk berbohong! ”

Di sesi penutup, guru bisa memberikan stiker atau bintang kepada siswa yang menunjukkan sikap baik selama pelajaran. Ini akan memotivasi siswa untuk terus berperilaku positif.

Download Modul Ajar Akidah Akhlak Kelas 2

Di bawah ini file modul ajar Akidah Akhlak kelas 2 MI fase A kurikulum merdeka yang dapat anda unduh dalam format doc/word:

Belajar Kalimat Tayibah Ta’awuz  DOWNLOAD

Asmaul Husna Al-Hafiz dan Al-Waliy  DOWNLOAD

Membiasakan Akhlak Terpuji  DOWNLOAD

Menghindari Akhlak Tercela  DOWNLOAD

Kisah Nabi Nuh As  DOWNLOAD

Kesimpulan

Dalam konteks kurikulum merdeka, modul ajar Akidah Akhlak kelas 2 MI fase A memerlukan kreativitas, penyusunan materi yang terarah, serta metode pembelajaran yang interaktif. Modul ajar MI ini berfungsi sebagai petunjuk untuk para guru dalam mengembangkan kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Akhirnya, tujuan kita adalah menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak sebagai dasar yang kuat bagi karakter generasi yang akan datang.