Modul Ajar Deep Learning Seni Teater Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Pendidikan seni, khususnya Seni Teater, sering kali dilihat sebagai kegiatan tambahan. Namun, dalam kurikulum merdeka, Seni Teater memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan artistik dan keterampilan hidup bagi siswa. Kelas 10 SMA/MA fase E merupakan waktu krusial bagi siswa untuk menemukan jati diri, berpikir secara kritis, dan bekerja sama, jadi metode pengajaran perlu lebih mendalam daripada sekadar menghafal naskah atau meniru gerakan.

Modul Ajar Deep Learning Seni Teater Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka

Inilah saatnya konsep Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) menjadi sangat relevan. Deep learning, yang dalam dunia pendidikan sering diartikan sebagai penggabungan dari Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan), berfokus pada keseluruhan aktivitas belajar yang dialami oleh siswa.

Memahami Dasar Kurikulum Merdeka Fase E dan Deep Learning

Deep learning merupakan pendekatan yang ditujukan untuk menginternalisasi pengetahuan sehingga bisa diingat dalam waktu lama dan membentuk pola pikir. Tiga pilar utamanya adalah:
  1. Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran): Menekankan pada kesadaran akan keberadaan saat ini dan keterlibatan total dalam proses belajar. Siswa menyadari setiap pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh mereka saat mengeksplorasi dunia teater.
  2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna): Menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, pengetahuan yang sudah ada, dan isu-isu yang relevan. Siswa melihat teater sebagai medium untuk memahami diri dan lingkungan sosial mereka, bukan sekadar kegiatan yang terpisah.
  3. Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan): Menciptakan atmosfir belajar yang aman, positif, dan mendukung, di mana siswa merasa nyaman mengambil risiko, mengalami kegagalan, dan meraih kesuksesan tanpa adanya ketakutan akan penilaian. Kegembiraan ditemukan dalam proses kolaboratif dan penemuan diri.
Penggabungan ketiga elemen ini dalam modul ajar deep learning Seni Teater kelas 10 kurikulum merdeka akan menghasilkan ekosistem pendidikan di mana siswa berperan aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman.

Blueprint Modul Ajar Deep Learning Seni Teater Kelas 10

Sebuah modul ajar kurikulum merdeka yang baik perlu dirancang dengan cermat. Berikut adalah contoh penerapan modul ajar deep learning Seni Teater kelas 10 kurikulum merdeka untuk topik "Menghidupkan Karakter: Eksplorasi Diri dan Karakter".

1. Tujuan Pembelajaran

  • Meaningful: Siswa dapat menganalisis latar belakang sosial dan psikologis seorang karakter dalam naskah drama dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan nyata.
  • Mindful: Siswa dapat menunjukkan kesadaran penuh (mindfulness) dalam mengendalikan emosi, tubuh, dan suara saat mengeksplorasi karakter.
  • Joyful: Siswa mampu bekerja sama dengan semangat dan percaya diri dalam kelompok untuk menciptakan presentasi karakter yang inovatif.

2. Pemahaman Bermakna (Meaningful Learning)

Seni Teater merupakan cermin kehidupan. Memahami sebuah karakter berarti memahami kompleksitas manusia. Proses ini mengasah empati, toleransi, dan keterampilan untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, kemampuan yang sangat penting dalam interaksi sosial.

3. Pertanyaan Pemantik (Meaningful & Joyful Learning)

  • "Apa yang akan terjadi jika kamu mendapati diri berada dalam situasi yang dihadapi oleh karakter ini?"
  • "Bagaimana latar belakang budaya dan pengalaman seseorang membentuk karakternya?"
  • "Bisakah kita menemukan sedikit dari diri kita dalam karakter yang sangat berbeda?"

4. Kegiatan Pembelajaran (Mindful, Meaningful, Joyful)

Fase 1: Orientasi  (Meaningful & Joyful)

  • Kegiatan: Guru memutar klip monolog atau adegan film yang kuat. Diskusi diawali dengan pertanyaan pemicu. Siswa diminta untuk berbagi pandangan tanpa merasa tertekan.
  • Deep Learning: Membangun minat dan menjadikan pembelajaran relevan (meaningful). Suasana diskusi yang terbuka menciptakan joyful.

Fase 2: Eksplorasi Karakter (Mindful & Meaningful)

  • Kegiatan: Setiap tim diberikan skrip singkat yang memiliki karakter khas. Mereka melakukan penelitian sederhana mengenai psikologi karakter, konteks sosialnya, dan motivasinya.
  • Aktivitas Mindful: "Latihan Indra". Siswa didorong untuk membayangkan diri mereka dalam peran karakter tersebut: apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, sentuh, dan cium di dunia karakter itu? Aktivitas ini melatih sensitivitas dan kesadaran penuh.
  • Deep Learning: Mengaitkan teks dengan konteks yang nyata. Latihan indra berfungsi sebagai praktik kesadaran yang konkret.

Fase 3: Eksplorasi Fisik dan Vokal (Mindful dan Joyful)

  • Kegiatan: Beragam latihan dasar teater, termasuk gerakan tubuh, suara, dan jiwa. Siswa mencoba berbagai cara untuk berjalan, duduk, dan berbicara yang dapat menggambarkan usia, emosi, dan status sosial karakter.
  • Aktivitas Joyful: "Permainan Spontan". Siswa bekerja dalam pasangan untuk melakukan improvisasi berdasarkan situasi yang ditentukan, dengan fokus pada elemen fisik dan vokal yang telah diajarkan. Aktivitas ini dipenuhi dengan tawa dan energi positif.
  • Deep Learning: Siswa menjadi sadar (mindful) akan alat utama mereka (tubuh dan suara). Proses ini dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan (joyful).

Fase 4: Kreasi dan Kolaborasi (Joyful dan Meaningful)

  • Kegiatan: Tim bekerja sama untuk membuat presentasi monolog atau adegan singkat yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap karakter. Mereka memberikan umpan balik (feedback) yang saling membangun.
  • Deep Learning: Rasa kebersamaan dan kerjasama menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Presentasi menjadi puncak pemahaman bermakna (meaningful) mereka terkait tokoh.

Fase 5: Refleksi dan Evaluasi (Mindful dan Meaningful)

  • Kegiatan: Setelah presentasi, siswa menulis catatan refleksi. Pertanyaan yang bisa dipandu: "Apa yang kamu ketahui tentang dirimu sendiri selama proses memainkan karakter orang lain?" "Apa tantangan terbesarmu dan cara kamu menghadapinya?"
  • Deep Learning: Refleksi merupakan puncak dari pembelajaran yang sadar (mindful). Aktivitas ini mengajakpemikiran metakognisi (mikir tentang cara berpikir) dan menanamkan pembelajaran yang bermakna (meaningful).

Asesmen yang Memberdayakan: Mengutamakan Proses, Bukan Sekadar Hasil

Asesmen dalam modul ajar deep learning Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E ini bersifat autentik dan fokus pada kemajuan.
  1. Asesmen Proses (Mindful, Joyful): Pengamatan terhadap keterlibatan dalam diskusi, semangat kerja sama, dan keberanian untuk berinovasi. Kriteria menilai usaha, bukan kesempurnaan.
  2. Asesmen Kinerja (Meaningful, Mindful): Penilaian terhadap presentasi akhir dengan kriteria yang mencakup pemahaman tentang karakter, kreativitas, dan keterampilan (vokal dan fisik).
  3. Asesmen Reflektif (Meaningful, Mindful): Catatan refleksi dinilai untuk mengevaluasi kedalaman pemahaman dan internalisasi nilai dari aktivitas pembelajaran.

Dampak Transformative: Beyond the Stage

Penerapan modul ajar deep learning Seni Teater kelas 10 ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar daripada sekadar di dalam kelas.
  • Penguatan Karakter: Mengembangkan empati, rasa percaya diri, toleransi, serta kemampuan berkomunikasi.
  • Keterampilan Abad 21: Kerjasama, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan pemecahan masalah diperkuat secara langsung.
  • Kesejahteraan Mental: Teater menjadi sarana katarsis yang positif untuk mengekspresikan perasaan. Lingkungan joyful dan mindful mengurangi stres dan kecemasan dalam akademik.

Download Modul Ajar Deep Learning Seni Teater Kelas 10

Berikut modul ajar Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:

Semester 1 (Ganjil)


Semester 2 (Genap)


Kesimpulan

Modul ajar deep learning Seni Teater kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka bukan hanya tentang menciptakan aktor muda yang terlatih. Ini adalah wadah untuk pertumbuhan menyeluruh untuk siswa. Dengan mengintegrasikan pendekatan Deep Learning melalui Mindful, Meaningful, dan Joyful, guru bisa mengubah ruang teater menjadi laboratorium kehidupan. Siswa tidak hanya belajar berakting; mereka belajar untuk memahami orang lain, memahami diri mereka sendiri, dan pada akhirnya, mengerti hidup dengan segala keindahan dan kompleksitasnya.