Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka memberikan kesempatan besar untuk inovasi dalam pembelajaran, termasuk untuk mata pelajaran Seni Rupa kelas 5 SD/MI. Modul ajar kurikulum merdeka yang disusun secara teliti dapat menjadi kunci untuk mengeksplorasi potensi kreatif siswa. Salah satu pendekatan yang tepat dan berdampak adalah metode Deep Learning.
Memahami Deep Learning dalam Konteks Seni Rupa Kelas 5
Pembelajaran mendalam (Deep Learning) dalam dunia pendidikan tidak hanya berkaitan dengan mengingat, melainkan lebih fokus pada:
- Pemahaman Konsep: Menyelidiki inti dari konsep seni (garis, bentuk, warna, tekstur, ruang, komposisi) secara mendalam.
- Berpikir Kritis dan Kreatif: Menganalisis karya seni, mengambil keputusan artistik, menggali ide original, dan menyelesaikan masalah visual.
- Keterkaitan: Menghubungkan seni rupa dengan kehidupan sehari-hari, budaya lokal atau nasional, isu sosial yang sederhana, atau pelajaran lain seperti IPAS, Pendidikan Pancasila, dan Bahasa Indonesia.
- Komunikasi dan Kolaborasi: Menyampaikan ide seni, memberikan umpan balik konstruktif, serta berkolaborasi dalam proyek seni.
- Refleksi dan Evaluasi Diri: Merenungkan kembali proses menciptakan, hasil yang dicapai, dan pembelajaran yang didapat.
Integrasi Deep Learning dalam Modul Ajar Seni Rupa Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Berikut adalah contoh implementasi prinsip deep learning dalam pengembangan modul ajar Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka:
1. Tujuan Pembelajaran (Contoh)
- Siswa dapat mengenali unsur-unsur seni rupa (terutama komposisi dan warna) dalam objek di sekitar dan foto yang diambil.
- Siswa dapat mengekspresikan perasaan atau ide sederhana melalui pemilihan objek dan pengambilan gambar.
- Siswa dapat membuat kolase digital dengan memanfaatkan foto yang diambil sendiri, dengan mengaplikasikan prinsip komposisi secara sadar.
- Siswa dapat memberikan penilaian terhadap karya teman berdasarkan unsur seni dan ekspresi yang terlihat.
- Siswa dapat merefleksikan proses penciptaan dan kaitannya dengan pengalaman individu.
2. Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Deep Learning
- Fase 1: Pemahaman Mendalam dan Keterkaitan (Mengamati dan Menanya)
- Aktivitas: Siswa diminta untuk mengamati lingkungan sekolah atau rumah (misalnya, taman, bangunan, objek sehari-hari, teman). Fokus pada warna, bentuk, tekstur, dan hubungan antar objek (komposisi alami).
- Deep Learning: Guru mengajukan pertanyaan kritis: "Apa yang membuat pemandangan ini menarik? " "Bagaimana perasaanmu ketika melihat warna-warna cerah ini? " "Objek apa yang paling sering kamu lihat dan kenapa?" Siswa mencari informasi tentang fotografer muda atau seniman kolase lokal (keterkaitan budaya). Diskusi mengenai bagaimana lingkungan dapat menjadi sumber inspirasi seni (keterhubungan konteks).
- Fase 2: Berpikir Kritis dan Kreatif, Komunikasi (Mengeksplorasi dan Mengasosiasi)
- Aktivitas: Siswa melakukan pengambilan foto dengan gawai (dibawah pengawasan) dengan tema tertentu (misalnya, "Warna Kesukaanku di Sekolah", "Bentuk Unik di Sekitarku", "Ekspresi Temanku"). Siswa memilih beberapa foto terbaik.
- Deep Learning: Siswa meneliti foto mereka sendiri: "Apakah komposisinya sudah seimbang?" "Apakah warna yang dominan sesuai dengan perasaan yang ingin disampaikan?" (Berpikir Kritis). Mereka mencoba aplikasi kolase digital sederhana (misalnya, Canva, PicCollage) untuk menggabungkan, mengatur ulang, memotong, dan menambahkan elemen dasar (teks, bentuk) pada foto pilihan mereka (Berpikir Kreatif). Diskusi dalam kelompok kecil mengenai pilihan foto dan konsep kolase (Komunikasi).
- Fase 3: Kreasi dan Kolaborasi (Mengomunikasikan)
- Aktivitas: Siswa menyelesaikan kolase digital mereka. Mereka bisa bekerja dalam pasangan untuk menciptakan satu karya kolaboratif yang menceritakan kisah mini atau menggambarkan suatu tempat di sekolah.
- Deep Learning: Kerja sama memerlukan negosiasi gagasan, pembagian tugas, dan penggabungan konsep. Mereka perlu membuat keputusan bersama tentang ide visual dan pesan yang ingin disampaikan.
- Fase 4: Refleksi Mendalam dan Penghargaan (Mengomunikasikan dan Merenungkan)
- Aktivitas: Pameran kecil, baik di kelas maupun secara online. Setiap siswa atau pasangan akan mempresentasikan hasil kolase digital mereka: gagasan, proses pemilihan foto, tantangan yang dihadapi, dan pengalaman selama proses kreatif.
- Deep Learning: Presentasi ini melatih kemampuan berkomunikasi ide-ide seni. Siswa lainnya memberikan penghargaan dengan menyebutkan elemen seni yang menarik dan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan proses (Penghargaan Konstruktif). Siswa diminta untuk menulis jurnal refleksi singkat atau mengisi lembar refleksi dengan pertanyaan: "Apa hal tersulit yang kamu hadapi? " "Apa yang baru kamu ketahui tentang dirimu selama proses ini? " "Bagaimana karya ini berhubungan dengan lingkunganmu?" (Refleksi Diri).
4. Asesmen (Deep Learning Oriented)
- Observasi Proses: Guru memantau keterlibatan siswa dalam diskusi, eksplorasi, kerja sama, dan penyelesaian masalah teknis.
- Portofolio: Kumpulan foto asli, hasil akhir kolase digital, serta catatan atau refleksi dari siswa.
- Rubrik Presentasi dan Apresiasi: Mengevaluasi kemampuan untuk mengkomunikasikan ide, penggunaan istilah seni, dan kualitas penghargaan yang diberikan kepada teman.
- Jurnal Refleksi/Diskusi Reflektif: Menyelami pemahaman mendalam siswa tentang konsep seni yang diterapkan serta hubungan dengan diri dan lingkungan.
Strategi Penerapan Metode Deep Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Masalah
Penerapan modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 kurikulum merdeka bisa dimulai dengan cara belajar yang berorientasi pada proyek yang dipadukan dengan metode pemecahan masalah. Guru menyusun proyek berkepanjangan, seperti merancang mural di kelas. Siswa terlibat dari pemikiran awal hingga pelaksanaan, menghadapi dan menyelesaikan masalah nyata seperti pilihan bahan dan teknik pengecatan.
Kerja Sama dan Pembelajaran Teman Sebaya
Modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C menyoroti peran penting dari interaksi sosial dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik. Karena itu, pendekatan pembelajaran antar teman sebaiknya menjadi prioritas. Dalam kelompok kecil, siswa saling berbagi keterampilan yang dikuasai masing-masing. Metode ini memupuk rasa tanggung jawab sosial dan memperdalam pemahaman konsep melalui pengajaran teman.
Integrasi Teknologi Digital
Menanggapi kemajuan zaman, memasukkan teknologi digital ke dalam modul ajar deep learning kelas 5 adalah langkah yang sangat penting. Menggunakan aplikasi menggambar digital (contoh: Tux Paint) atau platform kolase daring. Siswa belajar menggabungkan tradisi seni rupa dengan kemajuan teknologi.
Manfaat Mengimplementasikan Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 5
- Pembelajaran yang Lebih Bermakna: Siswa tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga memahami "mengapa" dan "bagaimana" dari pilihan artistik yang mereka buat.
- Pengembangan Keterampilan Sosial: Kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan empati (lewat apresiasi) akan berkembang.
- Cinta pada Seni dan Lingkungan: Mengetahui keterhubungan antara seni dan dunia sekitar menciptakan penghargaan yang lebih mendalam.
- Kemandirian dan Rasa Percaya Diri: Proses eksplorasi dan merenung membangun kepercayaan diri dalam mengekspresikan ide-ide.
- Kesesuaian dengan Realitas: Keterampilan seperti memperhatikan detail, memecahkan masalah visual, dan penggunaan teknologi dasar (fotografi/editing sederhana) sangat relevan.
Download Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 5
Di bawah ini modul ajar Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C kurikulum merdeka yang menggunakan metode deep learning:
Semester 1 (Ganjil)
Semester 2 (Genap)
Kesimpulan
Modul ajar Seni Rupa kelas 5 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka yang dirancang dengan pendekatan deep learning bukan hanya panduan teknis untuk berkarya. Modul ajar kurikulum merdeka ini adalah peta petualangan berpikir dan merasakan secara mendalam. Dengan fokus pada pemahaman konsep, berpikir kritis-kreatif, keterhubungan, kolaborasi, dan refleksi, modul ajar deep learning ini memberdayakan siswa kelas 5 untuk menjadi pembelajar seni yang aktif, penuh rasa ingin tahu, serta mampu mengekspresikan diri dan memahami dunia visual di sekitarnya dengan cara yang lebih kaya dan bernilai. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar, yakni membebaskan potensi siswa dan mendukung pembelajaran yang autentik serta mendalam bagi setiap individu.