Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas 7 SMP/MTs fase D, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyajikan materi yang mencakup sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi tidak hanya sebagai kumpulan fakta yang mati, tetapi juga sebagai sebuah kisah yang dinamis dan berarti. Kunci untuk mengatasi tantangan ini terletak pada desain modul ajar kurikulum merdeka yang bersifat informatif sekaligus mampu mengubah cara pandang.

Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Dengan menggunakan pendekatan Deep Learning yang bisa ditempuh melalui tiga pilar: Mindful Learning (Belajar Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Belajar yang Bermakna), dan Joyful Learning (Belajar yang Menggembirakan).

Pilar Pertama: Mindful Learning dalam IPS Kelas 7

Mindful learning merupakan cara belajar yang menekankan pada kehadiran sepenuhnya, keterbukaan, dan penerimaan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa tidak hanya menjadi penerima informasi secara pasif, namun mereka juga menyadari proses berpikir mereka sendiri (metakognisi) serta bagaimana materi yang mereka pelajari berkaitan dengan diri mereka dan dunia di sekitar.

Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning

  • Pertanyaan Pemantik yang Menggugah Pemikiran: Mulailah setiap modul ajar deep learning IPS kelas 7 kurikulum merdeka dengan pertanyaan yang mendorong kesadaran diri dan lingkungan. Misalnya, pada topik "Keberagaman Budaya Indonesia", guru bisa bertanya: "Dari suku mana saja teman-teman di kelasmu berasal? Apakah ada tradisi atau bahasa daerah yang kamu kenal dari mereka? Bagaimana perbedaan tersebut memperkaya pengalaman kita di sekolah?"
  • Jurnal Pembelajaran (Learning Journal): Berikan kesempatan bagi siswa untuk menuliskan refleksi pribadi mereka. Setelah mempelajari "Perdagangan dan Pelayaran pada Masa Hindu-Buddha", siswa bisa merefleksikan: "Jika aku seorang pedagang di zaman itu, ke negara mana yang paling ingin aku kunjungi? Apa saja tantangan yang mungkin kuhadapi? Bagaimana perjalanan itu akan mempengaruhi cara pandangku tentang dunia?"
  • Mindful Observation: Dorong siswa untuk memperhatikan lingkungan dengan seksama. Saat membahas "Isu Kependudukan", siswa bisa diajak untuk berjalan-jalan di sekitar area sekolah untuk mengamati padatnya lalu lintas, penggunaan lahan, atau sampah, dan menghubungkannya dengan materi yang telah dipelajari.

Pilar Kedua: Meaningful Learning dalam Modul Ajar IPS Kelas 7 

Meaningful learning fokus pada menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Pembelajaran menjadi bermakna ketika siswa memahami "mengapa ini perlu dipelajari" dan "bagaimana ini relevan dengan kehidupan sehari-hari". Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pelajaran yang sangat cocok untuk pendekatan ini karena berkaitan langsung dengan kehidupan manusia.

Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning

  • Proyek Berbasis Masalah (PBL): Rancang modul ajar deep learning IPS kelas 7 SMP/MTs berdasarkan isu sosial yang nyata dan relevan untuk siswa. Contohnya, materi dengan tema "Kearifan Lokal dalam Mengatasi Bencana". Siswa bisa diberi tantangan untuk:
    • Menganalisis (mencari informasi tentang kemungkinan bencana di daerah mereka dan kearifan lokal yang berkaitan).
    • Mewawancarai (sumber yang relevan seperti orang tua, tokoh masyarakat, atau BPBD setempat).
    • Menciptakan (sebuah kampanye kesadaran atau peta evakuasi sederhana untuk sekolah atau rumah).
  • Mengaitkan dengan Isu Kontemporer: Hubungkan pelajaran sejarah dengan isu-isu yang sedang terjadi saat ini. Mempelajari "Perdagangan Rempah Nusantara" tidak hanya berfokus pada masa lalu, tetapi juga bisa dihubungkan dengan industri kreatif, merek lokal, dan ekspor produk unggulan dari daerah siswa saat ini.
  • Integrasi Disiplin Ilmu yang Beragam: Rancang modul ajar deep learning yang menghubungkan berbagai ilmu dalam IPS (horizontal) dan juga dengan fase pembelajaran sebelumnya (vertikal). Topik "Interaksi Ruang" bisa menggabungkan geografi (peta, jalur distribusi), ekonomi (perdagangan), dan sosiologi (mobilitas sosial). Guru bisa mengingatkan siswa tentang pengetahuan dari fase sebelumnya terkait lingkungan demi membangun pemahaman yang lebih kuat.

Pilar Ketiga: Joyful Learning dalam IPS Kelas 7

Joyful learning adalah mengenai menciptakan kondisi belajar yang positif, memikat, dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Saat siswa merasa bahagia, stres berkurang, motivasi dari dalam diri meningkat, dan aktivitas pembelajaran menjadi lebih efektif. "Menyenangkan" di sini bukanlah tanpa usaha, tetapi usaha tersebut dirasakan sebagai tantangan yang bermanfaat.

Implementasi dalam Modul Ajar Deep Learning

  1. Simulasi dan Peran: Minta siswa untuk "masuk ke dalam sejarah". Contohnya, dengan melakukan simulasi "Pasar di Masa Kerajaan Majapahit". Siswa dibagi menjadi kelompok pedagang dari berbagai daerah (bahkan dari luar negeri seperti Gujarat atau China) dan harus melakukan tawar menawar dengan "komoditas" simulasi. Kegiatan ini mengajarkan ekonomi, sejarah, dan geografi dengan cara yang menyenangkan.
  2. Eksplorasi Berbasis Teknologi (Teknologi Digital): Gunakan teknologi seperti Google Earth untuk mengeksplor situs sejarah seperti Candi Borobudur atau jalur rempah. Manfaatkan aplikasi kuis seperti Quizizz atau Kahoot! untuk meninjau materi dengan cara yang penuh kompetisi dan menggembirakan.
  3. Pembelajaran Berbasis Seni dan Kreativitas: Siswa tidak selalu harus menulis esai. Siswa bisa membuat komik strip tentang suatu peristiwa sejarah, menyusun kolase foto yang menggambarkan keragaman budaya, atau membuat podcast singkat tentang tokoh pahlawan lokal.

Contoh Integrasi dalam Satu Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 7

Topik: Keberagaman Budaya sebagai Aset Bangsa
  • Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menganalisis penyebab keberagaman budaya di Indonesia dan menunjukkan bentuk interaksi sosial yang harmonis dalam konteks keberagaman tersebut.
  • Aktivitas Pembelajaran:
    • Fase Mindful (Pendahuluan): Guru menayangkan video singkat yang memperlihatkan berbagai upacara adat dan bahasa di Indonesia. Siswa diminta untuk diam sejenak dan merenungkan pertanyaan: "Apakah kamu pernah merasa penasaran atau tidak memahami budaya temanmu? Apa yang ingin kamu ketahui?"
    • Fase Meaningful (Kegiatan Inti):
      • Siswa dikelompokkan. Setiap kelompok memilih satu provinsi di Indonesia untuk diteliti (tarian, rumah adat, bahasa, kuliner, tradisi).
      • Mereka ditantang untuk membuat "Booth Budaya" secara virtual (menggunakan Canva/PowerPoint) atau fisik di kelas.
      • Tantangan yang harus diselesaikan: "Bagaimana supaya booth kalian tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga menggambarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan pemecah belah?"
    • Fase Joyful (Penutup dan Aksi):
      • Diselenggarakan "Festival Budaya" mini di kelas. Setiap kelompok mempersembahkan booth mereka. Siswa bisa membagikan sampel makanan khas (jika memungkinkan), mengajarkan beberapa kata dalam bahasa daerah, atau memperagakan gerakan tarian sederhana.
      • Kegiatan diakhiri dengan refleksi bersama: "Sekarang, setelah mempelajari lebih dalam, bagaimana perasaan kita mengenai keberagaman? Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga harmoni ini di sekolah dan media sosial?"

Download Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 7

Di bawah ini modul ajar IPS kelas 7 fase D kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:

Semester 1 (Ganjil)


Semester 2 (Genap)


Kesimpulan

Merancang modul ajar deep learning IPS kelas 7 SMP/MTs fase D kurikulum merdeka adalah sebuah kombinasi antara seni dan pengetahuan. Modul ajar kurikulum merdeka yang baik tidak hanya berisi bahan materi dan tugas, tetapi juga menjadi peta bagi petualangan intelektual dan sosial siswa. Dengan mengintegrasikan pendekatan Deep Learning melalui tiga pilar Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, guru bisa mengubah pembelajaran IPS dari sekadar menghafal menjadi sebuah proses penemuan yang berharga.

Siswa tidak hanya belajar mengenai masyarakat, tetapi juga belajar untuk menjadi bagian dari masyarakat yang kritis, empatik, kreatif, dan bertanggung jawab. Pada akhirnya, inilah tujuan utama dari kurikulum merdeka: menciptakan pelajar seumur hidup yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.