Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Kurikulum Merdeka
Pembelajaran Seni Rupa untuk siswa kelas 6 SD/MI fase C dalam kurikulum merdeka tidak hanya terbatas pada penciptaan karya yang menarik. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan siswa keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan apresiatif terhadap seni serta lingkungan di sekitar mereka. Untuk mencapai tujuan yang luhur ini, pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) merupakan cara yang sangat tepat, terutama dalam pengembangan modul ajar Seni Rupa kelas 6 SD/MI fase C.
Apa yang Dimaksud Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6?
Deep learning bukanlah sekadar belajar dengan keras, tetapi lebih pada proses memahami secara mendalam, menghubungkan berbagai konsep, menerapkan pengetahuan dalam konteks yang berbeda, serta merefleksikan langkah dan hasil yang telah dicapai. Dalam konteks Seni Rupa kelas 6 SD/MI, pendekatan ini mencakup:
- Melampaui Teknik Dasar: Fokus tidak hanya pada "cara menggambar/melukis/membentuk", tetapi juga menjawab "mengapa teknik ini dipilih?", "apa makna di balik karya tersebut?", dan "bagaimana hubungan karya ini dengan isu sosial, budaya, atau lingkungan?".
- Menghubungkan Ide: Menciptakan keterkaitan antara elemen dan prinsip seni rupa dengan konteks yang lebih luas, seperti sejarah, budaya lokal, isu-isu terkini, dan ilmu pengetahuan.
- Inkuiri dan Penemuan: Mendorong siswa untuk berani bertanya, melakukan penelusuran, mengeksplorasi berbagai alternatif solusi artistik, dan menemukan jawaban selama proses berkarya.
- Refleksi Kritis: Mengajak siswa untuk dengan sadar merefleksikan proses kreatif mereka, pilihan artistik, serta dampak dan makna dari karya yang mereka hasilkan.
- Penciptaan Bermakna: Membimbing siswa untuk menciptakan karya seni yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mempunyai kedalaman konsep serta relevansi dengan pengalaman pribadi atau sosial.
Implementasi Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6 Fase C
Berikut adalah ulasan yang bisa diterapkan dalam bagian penting modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 6 SD/MI fase C kurikulum merdeka:
Tujuan Pembelajaran (CP - TP - ATP)
- CP (Capaian Pembelajaran): Fokus pada kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan karya seni rupa baik dua dimensi maupun tiga dimensi dengan mempertimbangkan fungsi, konteks, dan unsur budaya. Konsep deep learning terlihat melalui kata kerja aktif seperti "menganalisis", "mengevaluasi", "menciptakan", dan "mempertimbangkan".
- TP (Tujuan Pembelajaran): Dirumuskan untuk mengajak pemahaman konsep dan aplikasi. Contohnya: "Siswa mampu menganalisis hubungan antara teknik cetak sederhana (seperti monoprint) dengan tema pemanfaatan sumber daya alam dalam karya dua dimensi, berdasarkan pengamatan lingkungan di sekitar." (Menggabungkan teknik, tema konseptual, dan konteks nyata).
- ATP (Alur Tujuan Pembelajaran): Disusun secara bertahap untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Contohnya, dimulai dengan mengamati tekstur alam, menjelajahi teknik cetak, melakukan riset kecil tentang sumber daya alam lokal, lalu menciptakan karya dengan suatu konsep.
Aktivitas Pembelajaran (Kegiatan Inti)
- Fase Engage (Memikat): Memberikan rangsangan yang membangkitkan rasa ingin tahu serta pertanyaan yang mendalam. Contohnya: Menampilkan instalasi seni yang menggunakan bahan daur ulang, video seniman yang bekerja dengan tema lingkungan, atau fenomena budaya lokal yang menarik secara visual. Ajukan pertanyaan yang memprovokasi: "Apa pesan yang ingin disampaikan seniman melalui bahan bekas ini?", "Bagaimana fenomena ‘X’ di daerah kita bisa diungkapkan lewat seni rupa?".
- Fase Explore (Mengeksplorasi):
- Eksperimen Teknik Mendalam: Tidak hanya mencoba suatu teknik, tetapi juga mencatat bagaimana variasi (contohnya, tekanan yang berbeda dalam cetak tinggi, kombinasi bahan kolase) mempengaruhi ekspresi visual karya.
- Riset Kontekstual: Siswa mencari informasi tentang tema yang dipilih (seperti budaya tradisional atau masalah lingkungan yang ada di sekitar) dan mengaitkannya dengan ide karya mereka.
- Observasi Kritis: Mengamati objek atau lingkungan tidak hanya untuk meniru, tetapi untuk menemukan pola-pola, tekstur, bentuk-bentuk unik, serta potensi makna simbolis yang ada.
- Fase Menjelaskan: Siswa menyampaikan ide dari karya seni mereka, menjelaskan pilihan teknik, bahan, simbol, serta bagaimana elemen tersebut menggambarkan gagasan atau respons terhadap tema dan penelitian yang telah dilakukan. Diskusi kelas dipandu oleh guru untuk mendalami pemahaman siswa lebih jauh.
- Fase Mengembangkan: Siswa menghasilkan karya seni rupa (2D/3D/pasang sederhana) mengikuti konsep yang telah mereka kembangkan. Proses ini menekankan pada eksperimen yang lebih mendalam, pemecahan masalah artistik, dan keselarasan dengan ide awal yang telah ada.
- Fase Mengevaluasi:
- Refleksi Diri: Siswa mendokumentasikan atau menceritakan perjalanan kreatifnya, kesulitan, keberhasilan, dan menilai apakah karyanya telah memenuhi tujuan konsep yang ditetapkan.
- Apresiasi Kritis: Siswa memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap karya teman-teman, dengan fokus pada gagasan, penggunaan elemen/prinsip seni, dan keunikan ide, bukan sekadar pada penilaian baik atau buruk.
- Penilaian Guru: Menggunakan rubrik yang mencakup aspek konsep, teknik, kreativitas, dan refleksi, selain dari segi estetika.
Contoh Penerapan dalam Topik "Seni Rupa dan Lingkungan"
- Tujuan Deep Learning: Siswa memahami interaksi antara manusia dan lingkungan, serta mampu mengekspresikan kepedulian atau kritik lingkungan melalui karya seni rupa tiga dimensi yang menggunakan bahan daur ulang.
- Aktivitas Deep Learning:
- Libatkan: Tonton video pendek mengenai dampak dari sampah plastik. Diskusi: "Apa perasaanmu? Bagaimana seni bisa berfungsi sebagai suara untuk isu ini?"
- Eksplorasi: Melakukan penelitian tentang jenis sampah dan dampaknya. Kumpulkan bahan daur ulang yang aman. Bereksperimen dengan teknik manipulasi bahan (memotong, merekat, melilit, mengecat). Dokumentasikan efek visual yang dihasilkan.
- Menjelaskan: Sajikan hasil riset dan eksperimen terkait bahan. Pilih bahan dan teknik yang paling tepat untuk menyampaikan pesan. Rancang konsep karya (misalnya, hewan yang terancam? bumi yang terluka?).
- Mengembangkan: Buatlah karya instalasi atau patung kecil dari bahan daur ulang mengikuti konsep yang telah ditentukan. Fokus pada daya tarik visual dan penyampaian pesan yang efektif.
- Mengevaluasi: Adakan pameran di kelas. Siswa menjelaskan konsep dan proses di balik karya mereka. Tulis refleksi: "Apa tantangan terbesarmu? Pelajaran apa yang didapat mengenai lingkungan dan seni?" Umpan balik dari teman sekelas difokuskan pada kekuatan ide dan penyampaian pesan.
Manfaat Modul Ajar Deep Learning:
- Pemahaman yang Lebih Mendalam: Seni Rupa menjadi alat untuk memahami dunia, bukan hanya sekadar keterampilan praktis.
- Pengembangan Keterampilan Abad 21: Kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan literasi visual ditingkatkan secara signifikan.
- Pembentukan Profil Pelajar Pancasila: Mencetak siswa yang berpikir kritis, kreatif, mandiri, serta mencintai tanah air dan lingkungan (terutama melalui tema yang relevan).
- Keterlibatan yang Tinggi: Siswa lebih termotivasi karena merasakan bahwa karya mereka memiliki tujuan dan makna.
- Apresiasi Seni yang Mendalam: Siswa tidak hanya mampu berkarya, tetapi juga memahami dan menghargai karya seni dengan lebih dalam.
Download Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 6
Berikut modul ajar Seni Rupa kelas 6 SD/MI fase C kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:
Semester 1 (Ganjil)
Semester 2 (Genap)
Kesimpulan
Modul ajar deep learning Seni Rupa kelas 6 SD/MI fase C kurikulum merdeka adalah langkah strategis untuk meningkatkan pembelajaran seni dari sekadar keterampilan teknis menjadi pemahaman konseptual, ekspresi bermakna, dan apresiasi yang mendalam. Modul ajar kurikulum merdeka ini dirancang dengan pendekatan deep learning akan membimbing siswa melalui proses penelitian, eksplorasi, kreasi, dan refleksi kritis, sehingga mereka tidak hanya menjadi pembuat seni yang terampil, tetapi juga pemikir seni yang analitis serta warga dunia yang peka terhadap lingkungan dan budaya.