Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti tidak hanya menciptakan pengetahuan, tetapi juga membantu membentuk sifat dan karakter siswa yang beriman serta memiliki akhlak yang baik. Pada kelas 9 SMP, siswa mulai aktif mencari pemahaman dan mengembangkan identitas mereka sendiri. Dalam tahap ini, metode pembelajaran tradisional kurang efektif. Kurikulum merdeka hadir sebagai solusi, berfokus pada pengembangan kemampuan serta karakter, memberikan kebebasan kepada guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti kelas 9 SMP fase D mempunyai peranan penting sebagai pedoman, tetapi juga diperlukan pendekatan pedagogis yang lebih mendalam untuk menjangkau aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) yang mencakup tiga prinsip utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan) merupakan solusi yang ideal untuk menerapkan modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka.
Menerapkan Trilogi Deep Learning dalam Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
1. Mindful Learning: Menciptakan Keheningan dalam Kesadaran
Mindful learning adalah metode yang melatih perhatian penuh dan kesadaran terhadap saat ini tanpa adanya penilaian. Dalam modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka, konsep ini sejalan dengan muhasabah (introspeksi) dan husnuzan (berprasangka baik). Tujuannya supaya siswa tidak sekadar mengingat pelajaran, tetapi merenungkan dan memahami maknanya secara lebih mendalam.
Contoh Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
- Kegiatan Pembuka yang Tenang: Sebelum memasuki materi, mulailah dengan "Momen Hening" selama 3-5 menit. Guru bisa membimbing siswa untuk duduk dengan tegak, menutup mata, dan fokus pada napas sambil mendengarkan lantunan ayat Al-Qur'an (misalnya, QS. Ar-Ra'd: 28 yang membahas tentang ketenangan dari mengingat Allah). Kegiatan tersebut membantu siswa bersiap secara mental untuk belajar dengan lebih konsentrasi.
- Refleksi Diri (Muhasabah) Terbimbing: Saat membahas perilaku buruk seperti ghibah, guru tidak hanya menyampaikan definisi dan hukum terkait. Siswa diminta untuk secara diam-diam (dalam hati) berpikir: "Apakah aku pernah melakukan ini? Dalam konteks seperti apa? Bagaimana perasaan orang yang menjadi objek ghibah?" Refleksi ini menciptakan kesadaran pribadi yang mendalam.
- Observasi Mindful dalam Memahami Ciptaan Allah: Dalam materi keyakinan kepada Allah melalui alam, siswa diminta keluar untuk mengamati satu elemen alam (seperti pohon, serangga, atau awan) selama 5 menit dengan penuh perhatian. Mereka kemudian diminta untuk menuliskan rasa kagum terhadap kebesaran Sang Pencipta, yang melatih tadabbur (perenungan mendalam).
2. Meaningful Learning: Menghubungkan Teks dengan Konteks Nyata
Meaningful learning berfokus pada mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Pembelajaran menjadi lebih berarti ketika siswa melihat keterkaitan langsung antara apa yang mereka pelajari dengan masalah yang mereka hadapi di kehidupan nyata.
Contoh Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
- Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) yang Relevan:
- Topik Zakat: Daripada hanya menghitung nisab, siswa dibagi dalam kelompok untuk membuat proyek "Simulasi Badan Amil Zakat Sekolah". Mereka merancang kampanye kesadaran berzakat, mengumpulkan dana simulasi (seperti poin), dan menyalurkan kepada "mustahik" (misalnya, berupa bantuan alat tulis untuk siswa yang kurang mampu). Proyek tersebut menghubungkan fikih dengan rasa empati, keuangan, dan manajemen.
- Topik Sejarah Peradaban Islam: Siswa membuat dokumenter singkat atau podcast tentang "Teladan Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz" dan mengaitkannya dengan kriteria pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
- Diskusi Dilema Etika: Guru menghadirkan contoh-contoh nyata yang berkaitan dengan remaja. Contohnya, "Apa yang seharusnya dilakukan jika melihat teman yang melakukan bullying di media sosial? Apakah lebih bijak untuk membalas atau tetap diam? Apa yang diatur dalam hukum dan etika mengenai hal ini?" Diskusi ini meminta siswa untuk menerapkan prinsip moral dan hukum dalam situasi yang rumit.
- Menghubungkan dengan Isu Global: Saat belajar tentang QS. Al-Hujurat: 13 yang membahas keberagaman suku dan bangsa, guru bisa menghubungkannya dengan isu toleransi, rasisme, atau pengungsi yang ada di dunia. Siswa didorong untuk menganalisis peristiwa-peristiwa tersebut dari perspektif ajaran Islam.
3. Joyful Learning: Membangkitkan Keinginan Tahu dan Keterlibatan Aktif
Joyful learning menciptakan suasana belajar yang positif, merangsang rasa ingin tahu, dan membuat siswa senang untuk berpartisipasi. Keceriaan dalam belajar PAI dan Budi Pekerti kelas 9 tidak berarti menghapus keseriusan; sebaliknya, melalui metode yang menarik, nilai-nilai agama bisa lebih mudah dipahami.
Contoh Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
- Permainan Edukatif: Gunakan kuis interaktif seperti Kahoot! atau Quizizz untuk mereview materi. Atau, buatlah permainan peran mengenai "Skenario Interaksi yang Baik" dalam jual beli.
- Penggunaan Teknologi dan Media Kreatif: Mendorong siswa membuat konten edukatif yang singkat di TikTok/Reels yang menyampaikan pesan-pesan moral. Atau, membuat infografis digital tentang cara melaksanakan shalat sunnah. Kegiatan tersebut relevan dengan dunia remaja dan mengembangkan kreatifitas mereka.
- Pembelajaran dengan Unsur Seni: Nyanyikan nasyid yang liriknya berkaitan dengan materi pelajaran. Minta siswa membuat komik strip atau poster digital tentang cerita teladan Nabi.
- Lingkungan Kelas yang Demokratis dan Mendukung: Guru menghadirkan suasana yang aman di mana setiap pertanyaan dan pendapat diterima dengan baik. Hindari memberi label "salah" secara langsung, tetapi arahkan siswa untuk menemukan kebenaran lewat diskusi yang konstruktif.
Integrasi dalam Satu Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Bayangkan sebuah modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 kurikulum merdeka mengenai "Meraih Keberkahan Melalui Zakat dan Wakaf".
- Tahap 1 (Mindful): Pembelajaran dimulai dengan momen hening dan pertanyaan pemantik: "Apa yang kita rasakan ketika bisa berbagi? Bagaimana perasaan kita ketika melihat orang yang kurang beruntung di sekitar kita?" Siswa merefleksikan perasaan empati dan rasa syukur.
- Tahap 2 (Meaningful): Siswa bekerja dalam kelompok untuk meneliti dasar hukum zakat/wakaf, lalu menganalisis data kemiskinan di sekitar mereka. Mereka menyusun proposal untuk proyek wakaf produktif yang sederhana (misal: wakaf pohon buah untuk ketahanan pangan sekolah).
- Tahap 3 (Joyful): Setiap kelompok menyampaikan proposal mereka dalam sebuah "Pameran Ide Wakaf" seperti acara pitching startup. Mereka menggunakan poster, model, atau presentasi digital yang inovatif. Kelas lain bisa diminta untuk memberikan suara dan masukan.
Dalam konteks ini, ketiga pilar deep learning saling terintegrasi, menghadirkan pengalaman belajar yang dalam, relevan, dan berkesan.
Download Modul Ajar Deep Learning PAI dan Budi Pekerti Kelas 9
Berikut modul ajar PAI dan Budi Pekerti kelas 9 fase D kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:
Semester 1 (Ganjil)
Semester 2 (Genap)
Kesimpulan
Modul ajar deep learning PAI dan Budi Pekerti kelas 9 SMP fase D dalam kurikulum merdeka merupakan peluang yang sangat berharga. Ia tidak hanya sekadar dokumen, tetapi adalah canvas yang siap diisi dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Dengan mengadopsi model Deep Learning yang menyatukan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, guru bisa mengubah kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dari yang hanya sekadar hafalan dan normatif menjadi pengalaman yang menyentuh hati, membuka wawasan, dan mempersiapkan kehidupan. Pada akhirnya, tujuan utama PAI dan Budi Pekerti untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga unggul dalam karakter dan moralitas bisa lebih terwujud.