Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka hadir sebagai inovasi yang menyegarkan, memberikan kesempatan bagi guru untuk menciptakan dengan menggunakan Modul Ajar. Bagi guru Sejarah kelas 10 SMA/MA fase E, modul ajar kurikulum merdeka bukan hanya sekadar RPP yang diperpanjang, tetapi merupakan sebuah dasar untuk merancang pengalaman belajar yang lebih mendalam dan berarti.
Pendekatan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan ini adalah Deep Learning, sebuah filosofi pendidikan yang menekankan penguasaan keterampilan secara menyeluruh, bukan hanya permukaan. Dalam konteks ini, Deep Learning sering dipahami melalui tiga komponen utama: Mindful Learning (Pembelajaran Penuh Kesadaran), Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna), dan Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan).
Pilar 1: Mindful Learning dalam Sejarah Kelas 10
Mindful learning berfokus pada pengembangan perhatian siswa terhadap materi yang mereka pelajari. Ini bukan hanya soal "hadir" secara fisik, tetapi juga keterlibatan mental dan emosional dengan konten tersebut. Dalam modul ajar deep learning Sejarah kelas 10 SMA/MA, ini berarti mengesampingkan hafalan dan beralih kepada penelitian, refleksi, dan analisis terhadap sumber.
Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
1. Menghasilkan Pertanyaan Pemandu yang Menantang
Modul ajar deep learning Sejarah kelas 10 kurikulum merdeka harus diawali dengan pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis. Alih-alih bertanya "Siapa raja pertama Majapahit?", tanyakanlah:
- "Bagaimana sebuah kerajaan seperti Majapahit dapat menguasai Nusantara tanpa alat komunikasi modern? Apa strategi politik dan ekonomi yang mereka terapkan?"
- "Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari keberhasilan dan kegagalan Sriwijaya dalam mengendalikan jalur perdagangan?"
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengajak siswa untuk tidak menerima informasi secara langsung, tetapi untuk menyelidiki konteks, strategi, dan akibat yang ditimbulkan.
2. Aktivitas Analisis Sumber
Siswa seharusnya tidak hanya terpaku pada buku teks. Modul ajar kurikulum merdeka perlu menyertakan kegiatan untuk menganalisis berbagai sumber sejarah, baik primer maupun sekunder seperti prasasti, naskah kuno, video, atau bahkan wawancara dengan para sejarawan. Misalnya, membandingkan deskripsi Perang Bubat dalam Kidung Sunda dan Pararaton. Kegiatan ini melatih kesadaran bahwa sejarah merupakan interpretasi dan bukan kebenaran absolut, serta meningkatkan kehati-hatian dalam menarik kesimpulan tentang suatu peristiwa.
3. Refleksi Diri
Setelah membahas setiap topik, sertakan sesi refleksi. Ajukan pertanyaan kepada siswa:
- "Nilai apa yang bisa kamu ambil dari cara hidup masyarakat prasejarah yang mampu beradaptasi dengan baik?"
- "Jika kamu hidup di era kerajaan Hindu-Buddha, peran apa yang ingin kamu jalani untuk masyarakat? Kenapa?"
Refleksi ini mengaitkan peristiwa sejarah dengan nilai-nilai yang ada dalam diri siswa, menjadikan mereka lebih menyadari relevansi masa lalu dalam pengembangan karakter mereka.
Pilar 2: Meaningful Learning dalam Sejarah Kelas 10
Meaningful learning terjadi ketika siswa bisa melihat hubungan antara pengetahuan baru yang mereka peroleh dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, serta memahami relevansinya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sejarah seharusnya menjadi cermin untuk memahami situasi sosial, politik, dan budaya saat ini.
Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
1. Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Kini
Rancanglah proyek yang mengajak siswa menelusuri jejak sejarah di sekitar mereka. Contohnya, untuk topik "Dampak Hindu-Buddha dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia Saat Ini". Siswa bisa melakukan proyek kecil dengan langkah-langkah berikut:
- Observasi: Mencatat dan mendokumentasikan elemen-elemen Hindu-Buddha dalam nama-nama tempat, arsitektur tradisional (seperti gapura atau candi bentar), upacara adat, atau bahkan dalam kosakata sehari-hari (kata "bahasa" diperoleh dari bahasa Sansekerta 'bhasa').
- Wawancara: Melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat atau pakar budaya mengenai makna dan pelestarian warisan tersebut.
Proyek tersebut membuat pembelajaran Sejarah kelas 10 SMA/MA fase E menjadi lebih nyata dengan manfaat yang langsung terasa.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Modul ajar deep learning Sejarah kelas 10 kurikulum merdeka bisa dirancang sekitar sebuah proyek besar. Contoh: "Pameran Virtual: Jejak Kejayaan Maritim Nusantara pada Masa Sriwijaya dan Majapahit".
- Tahap 1: Melakukan studi mengenai barang dagangan, jalur perdagangan, inovasi teknologi kapal, dan hubungan diplomatik.
- Tahap 2: Membuat peta digital interaktif memakai alat seperti Google My Maps.
- Tahap 3: Menghasilkan poster digital atau model 3D dari kapal kuno.
- Tahap 4: Menampilkan hasil penelitian mereka dalam pameran virtual kepada siswa lainnya atau orang tua.
Proyek semacam ini tidak hanya memberikan pembelajaran Sejarah kelas 10 SMA/MA, tetapi juga mengembangkan kolaborasi, kreativitas, literasi digital, dan keterampilan komunikasi.
3. Diskusi Debat dan Kontroversi Sejarah
Angkatlah isu-isu yang masih menjadi perdebatan untuk merangsang pemikiran yang mendalam. Contohnya, "Apakah Sumpah Palapa Gajah Mada merupakan visi penyatuan atau sebuah usaha ekspansi?".
Siswa dibagi menjadi dua tim, melakukan penelitian untuk membela argumen masing-masing, dan kemudian berdebat secara konstruktif. Aktivitas ini melatih keterampilan berpikir kritis, empati sejarah (memahami motivasi individu di masa lalu dalam konteks zamannya), dan melihat suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang.
Pilar 3: Joyful Learning dalam Sejarah 10
Joyful learning berfokus pada penciptaan suasana belajar yang positif, menarik, dan mengurangi rasa cemas. Ketika siswa merasa senang, mereka lebih siap untuk menerima informasi dan berpartisipasi secara aktif. "Menyenangkan" di sini bukan berarti tanpa rintangan, tetapi tantangan itu dirasakan seperti sebuah permainan atau petualangan yang menarik.
Penerapan dalam Modul Ajar Deep Learning
1. Simulasi dan Role-Play (Bermain Peran)
Ubahlah kelas menjadi arena sejarah yang hidup. Untuk tema "Penyebaran Islam di Nusantara", siswa bisa mengambil peran sebagai:
- Seorang Wali Songo yang merancang strategi dakwah secara kultural.
- Seorang pedagang Gujarat yang menjajakan barang dan menyebarkan ajarannya.
- Seorang bangsawan dari kerajaan Hindu yang sedang mempertimbangkan untuk memeluk Islam.
Dengan menggunakan kostum sederhana dan dialog yang sudah disiapkan, siswa bisa merasakan langsung kompleksitas situasi dari masa tersebut, sambil bersenang-senang dan bersosialisasi.
2. Edugame dan Teknologi
Manfaatkan teknologi untuk menciptakan kuis interaktif menggunakan platform seperti Quizizz atau Kahoot! untuk mereview materi. Buatlah escape room digital dengan alat seperti Google Forms, di mana siswa harus menyelesaikan teka-teki sejarah untuk "melarikan diri". Membuat podcast atau video pendek dengan gaya TikTok yang menjelaskan suatu peristiwa sejarah juga bisa menjadi pilihan penilaian yang sangat diminati oleh generasi Z.
3. Storytelling yang Dramatis
Guru bisa berperan sebagai pendongeng. Ceritakan Pertempuran Surabaya pada 10 November dengan penuh perasaan, atau kisah perjalanan Cheng Ho dengan detail yang menarik. Gunakan musik, gambar, dan variasi intonasi suara untuk menciptakan ketegangan dan empati. Sejarah pada hakikatnya adalah sekumpulan cerita, dan manusia secara alami tertarik pada narasi yang menarik.
Contoh Integrasi dalam Satu Topik Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 10
Topik: Perdagangan dan Jaringan Global Nusantara Masa Hindu-Buddha
- Tujuan Pembelajaran: Siswa diharapkan bisa mengevaluasi posisi Nusantara dalam sistem perdagangan global di masa lalu dan mengaitkannya dengan ide poros maritim dunia saat ini.
- Mindful Learning (Kesadaran):
- Pertanyaan Panduan: "Apakah Nusantara benar-benar merupakan 'kekuatan' ekonomi pada abad kedelapan hingga keempat belas? Apa bukti yang mendukung klaim ini?"
- Aktivitas: Menyelidiki peta kuno karya Ptolemaeus dan catatan yang menyebutkan barang dagangan.
- Meaningful Learning (Bermakna):
- Proyek: Buatlah infografik digital yang membandingkan barang ekspor Nusantara di masa lalu (rempah-rempah, kayu cendana) dengan barang ekspor Indonesia saat ini (minyak sawit, batu bara, nikel). Tinjau kelangsungan dan perubahan yang terjadi.
- Joyful Learning (Menyenangkan):
- Simulasi: "Pasar Global Sriwijaya". Setiap kelompok siswa berperan sebagai pedagang dari berbagai daerah (Cina, India, Timur Tengah, dan lokal). Mereka perlu melakukan tawar-menawar untuk barang, menggunakan 'mata uang' pada masa itu, serta belajar tentang sistem pertukaran barang.
- Asesmen: Kinerja selama simulasi, infografik digital, dan essai refleksi mengenai ketahanan ekonomi Indonesia.
Download Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 10
Berikut modul ajar Sejarah kelas 10 SMA/MA fase E kurikulum merdeka yang menggunakan pendekatan deep learning:
Kesimpulan
Modul ajar deep learning Sejarah kelas 10 SMA/MA fase E dalam kurikulum merdeka merupakan kesempatan berharga. Ini bukan hanya sekadar dokumen administratif, melainkan rencana untuk menghidupkan semangat belajar sejarah. Dengan menerapkan pendekatan Deep Learning melalui Mindful Learning yang membangun pikiran kritis, Meaningful Learning yang memberikan relevansi, dan Joyful Learning yang meningkatkan keterlibatan, guru bisa mengubah pelajaran sejarah dari cerita yang membosankan menjadi sebuah petualangan intelektual yang menantang dan mengasyikkan.